Coretan 11 Kejuaraan Dunia Ellyas Pical

ELLYAS PICAL 4 11 KEJUARAAN DUNIA

Rondeaktual.com – Ellyas Pical adalah kelahiran Ulath, Saparua, Maluku, 24 Maret 1957. Pria kidal ini mulai dikenal setelah menjatuhkan petinju Korea Selatan, Ju Do Chun pada ronde 8 dari 15 ronde yang direncanakan di Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 1985.

Sepanjang karier tinju pro yang sangat bersejarah, Ellyas Pical 10 kali bertanding Kejuaraan Dunia IBF kelas bantam yunior dan sekali Kejuaraan Dunia WBA kelas bantam yunior, yang berantakan dan jatuh pada ronde 14, yang dipimpin wasit Ken Morita dari Jepang.

11 Kejuaraan Dunia Ellyas Pical

3 Mei 1985

Advertisement

  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Boy Bolang: Ellyas Pical menang KO-8 (rencana 15 ronde) atas juara Ju Do Chun (Korea Selatan).

Ini adalah kemenangan yang sangat bersejarah bagi olahraga Indonesia. Untuk pertama kali, melalui long hook kidal Ellyas Pical, Indonesia memiliki gelar tinju dunia.

Sebelumnya, dua petinju Indonesia –Thomas Americo dan Joko Arter—gagal  merebut gelar juara dunia WBC di Jakarta dan gelar IBF di Korea Selatan.

Thomas Americo (Sasana Gajayana Malang, Indonesia) kalah angka setelah “tidak mau minum dan tidak mau duduk” sepanjang pertandingan 15 ronde yang menggemparkan melawan juara WBC kelas welter yunior Saoul Mamby (Amerika Serikat) di Jakarta, 29 Agustus 1981.

Advertisement

Joko Arter (Sasana Bhirawa Malang) menderita KO ronde kedua dihantam Min Keun Oh di Seoul, Korea Selatan, 4 Maret 1984. Ini merupakan kejuaraan dunia pertama kelas bulu IBF.

International Boxing Federation lahir di New Jersey, Amerika Serikat, pada tahun 1983, yang didirikan oleh Robert Lee.

25 Agustus 1985

Advertisement

  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Boy Bolang: Ellyas Pical untuk pertama kali mempertahankan gelar IBF kelas bantam yunior, menang TKO-3 (rencana 15 ronde) melawan Wayne Mulholland (Australia).

Mulholland bertanding dengan strategi mundur dan terus mundur. Pers menjulukinya sebagai petinju “undur-undur”.

Elly menghabisi lawannya cara brutal memaksa si undur-undur jatuh terduduk di tengah-tengah ring. Dia tidak mau berdiri untuk meneruskan pertandingan.

15 Februari 1986

Advertisement

  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promortor Boy Bolang: Ellyas Pical kalah angka 15 ronde atas Cesar Polanco, penantang asal Republik Dominika, yang tidak diperhitungkan. Dia datang ke Jakarta sebagai underdog besar.

Ternyata, Polanco sudah mengenal betul titik lemah lawan, lewat rekaman tanding Elly yang diduga kuat bocor dan dikirim negara lawan. Polanco masuk menyerang kemudian melepaskan tiga-empat pukulan dan dengan cepat mundur atau bergeser ke samping untuk mematahkan counter boxer Ellyas Pical yang sangat terkenal.

Kubu Ellyas Pical sulit menerima kenyataan kalah di hadapan penggemar sendiri, sampai akhirnya datang “perintah” segera urus rematch dan “kembalikan” sabuk juara dunia itu ke Indonesia.

5 Juli 1986

Advertisement

  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Anton Ojak Sihotang (mantan manajer Ellyas Pical ketika Elly masih bersama sasana Garuda Jaya).

Dalam tanding ulang langsung yang disaksikan sekitar 7.500 penonton, tiba-tiba saja Cesar Polanco memilih jatuh secara perlahan-lahan dan membiarkan wasit menghitungnya sampai habis.

Ellyas Pical, penyelam alam pencari mutiara dari Saparua, menang KO ronde 3 (rencana 15 ronde) atas Cesar Polanco.

Elly, untuk kedua kalinya, menjadi juara dunia IBF kelas bantam yunior.

Advertisement

3 Desember 1986

  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Anto Ojak Sihotang.

Ellyas Pical sukses mempertahankan gelar IBF kelas bantam yunior, menang KO ronde 10 (rencana 15 ronde) melawan Don Chun Lee (Korea Selatan).

Selama pertandingan, sang juara kidal Ellyas Pical mendominasi lawan. Tidak banyak berondongan pukulan, tetapi serangan kidal Elly sangat menentukan datanganya KO.

Advertisement

28 Februari 1987

  • Lapangan sepak bola yang legendaris Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Kurnia Kartamuhari, menampilkan dua petinju kidal –juara WBA Khaosai Galaxy dan juara IBF Ellyas Pical—bertanding di dalam satu ring untuk mencari siapa yang paling perkasa di kelas bantam yunior. Ini merupakan pertandingan tinju terbesar di Indonesia, pada era itu.

Tetapi, bukan pertarungan unifikasi, sebab gelar IBF Ellyas Pical tidak dipertaruhkan. Hanya gelar WBA yang disandang Galaxy yang dipertaruhkan.

Sampai empat ronde permulaan, petinju kebanggaan tuan rumah Ellyas Pical sedikit unggul. Ia lebih banyak melepaskan pukulan. Galaxy sengaja membiarkan lawan mengumbar pukulan sambil tetap disiplin mengunci serangan kidal lawan yang terkenal sangat berbahaya. Galaxy memilih defensive.

Advertisement

Setelah itu, mulai berubah. Galaxy memperlihatkan wajak tinjunya yang mematikan. Galaxy melepaskan tiga sampai enam pukulan. Jantung penonton dibuat dag-dig-dug. Suara pennton bisa dengan tiba-tiba menjadi senyap ketika pukulan Galaxy mendarat tepat dan telak.

Wasit Ken Morita (Jepang) berusaha menyelamatkan Ellyas Pical dengan cara menghentikan pertandingan, alias memberlakukan standing cound. Padahal tinju pro tidak mengenal istilah hitungan berdiri. Wasit menghitung, membuat Elly agak pulih sedikit.

Ketika Ken Morita memerintahkan “box”, Galaxy masuk dan melepaskan 14 pukulan tanpa balas membuat intervensi wasit menyudahi pertandingan yang sudah tidak berimbang. Selesai.

Advertisement

Ellyas Pical telah berjuang sampai darah titik penghabisan. Namun, mau bilang apa, Khaosai Galaxy memang jauh lebih tangguh. Tak tergoyahkan dan itu harus diakui.

Ribuan penonton yang kecewa, terhibur ketika Bang Haji (Rhoma Irama) datang membawakan Begadang, Darah Muda, dan hampir semua lagu terbaik sang legenda Gitar Tua dinyanyikan.

  • Oktober 1987
  • Gelora Bung Karno, Jakarta, promotor Anton Ojak Sihotang.

Setelah melewati 15 ronde melawan Tae Il Chang (Korea Selatan) boxing announcer mengumumkan Ellyas Pical menang angka tidak mutlak dan menjadi juara dunia IBF kelas bantam yunior.

Advertisement

Boleh dicatat, ini merupakan rekor baru yang mengantar Ellyas Pical satu-satunya tiga kali merebut sabuk juara IBF kelas bantam yunior.

Sampai sekarang, dan sudah 38 tahun lamanya, rekor ini masih bertahan. Bukan main.

20 Februari 1988

Advertisement

  • GOR Pangsuma, Pontianak, Kalimantan Barat, promotor Anton Ojak Sihotang.
  • Wasit Herbert Minn (Hawaii) membiarkan Ellyas Pical bertarung berdarah-darah dan menang angka 15 ronde melawan penantang Raul Diaz (Kolombia), yang licik dengan sengaja membenturkan kepalanya membuat alis Ellyas Pical robek dan berdarah sejak ronde ketiga.

Vaselin yang menutup luka tidak mampu mencegah darah yang terus menetes sampai ronde terakhir, ronde 15.

Nilai Hakim

  • Urial Agueilera (Kolombia) 146-139, untuk Ellyas Pical.
  • Clive Greedy (Australia) 144-143, untuk Ellyas Pical.
  • Joppy Limahelu (Indonesia) 145-136, untuk Ellyas Pical.

Pertandingan disaksikan antara lain:

Advertisement

  • Menpora RI, Abdul Gafur.
  • Menteri KLH, Emil Salim.
  • Duta Besar Kolombia untuk Indonesia, Alberto Villamizar Cardenas.
  • Ketua Umum KTI Pusat, Solihin GP.
  • Sponship: Oesman Sapta Odang.

4 September 1988

  • Stadion 10 November, Surabaya, promotor Anton Ojak Sihotang.

IBF baru saja menurunkan durasi kejuaraan dunia dari 15 menjadi 12 ronde, menyusul tragedi kematian petinju Korea Selatan, Duk-koo Kim, yang tumbang KO ronde 14 di tangan juara WBA kelas ringan Ray Mancini di Las Vegas.

Di atas lapangan rumput stadion sepak bola legendaris di Surabaya, Ellyas Pical dan Ki Chang Kim (Korea Selatan) gagal mencapai target KO. Dalam jumpa pers di Hotel Elmi Surabaya, Pical dan Kim sama-sama menjanjikan KO.

Advertisement

Tidak ada knock down sepanjang 12 ronde. Ellyas Pical menang angka untuk mempertahankan gelar IBF kelas bantam yunior.

25 Februari 1989

  • Stadion Nasional Singapura, bersama Dunoo Promotions dari Jepang.

Ellyas Pical menang angka 12 ronde atas Mike Phelps (Amerika Serikat). Phelps sempat marah-marah tidak menerima kekalahannya. Dia tidak pernah sadar kalau Ellyas Pical sering memukulinya.

Advertisement

Ini adalah kejuaraan tinju dunia pertama di Singapura, yang juga menampilkan petinju Indonesia lainnya seperti Noce Lukman dan Robert Azuma (petinju Indonesia asal Afrika yang berlatih di Garuda Jaya Jakarta).

14 Oktober 1989

  • Roanoke, Virvinia, Amerika Serikat, promotor Cedrick Kushner.

Setelah berjuang selama 12 ronde, akhirnya Ellyas Pical kalah angka melawan Juan Polo Perez (Kolombia). Elly kehilangan gelar juara dunia IBF kelas bantam yunior.

Advertisement

Sejak kehilangan gelar, Ellyas Pical yang sudah mulai menurun di usia 32, tidak pernah lagi bertanding untuk kejuaraan dunia. Juan Polo Perez yang terakhir.

Ellyas Pical menutup karir tinju pronya dengan menang-kalah-draw 20-5-1 (11 menghasilkan KO). [Finon Manullang]

Advertisement