Hengki Tobias: Kisah Hidup Petinju Sukses ASN di Kaltara

HENGKI TOBIAS COVER
Legenda tinju Sulawesi Utara, dari kiri: juara PABA Hengki Tobias, juara IBF Intercontinental Heng-Q Wuwungan, dan juara PABA peringkat 3 WBA kidal Vicky Tahumil. Ketiganya pernah menjadi bintang tinju siaran langsung. [Foto: Dok/Ist]

Rondeaktual.com – Hengki Tobias, S.Sos, 50 tahun, adalah contoh seorang mantan petinju yang menjadi Aparatur Sipil Negara [ASN].

Hengki Tobias, seperti diceritakannya sendiri, adalah kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 29 Juli 1974. Perjalanan hidupnya berbatu-batu melalui gelanggang olahraga tinju, telah mengantar langkahnya menjadi ASN Provinsi Kalimantan Utara [Kaltara].

Hengki [bukan Hengky, seperti sering ditulis di media] sudah cukup lama hidup bersama istri dan anak-anak mereka di Provinsi Kalimantan Utara. Hidup tenang dan bahagia sambil terus menjalani profesi sebagai pelatih. Tinju tidak akan pernah jauh dari kehidupannya.

Advertisement

“ASN saya terima atas pemberian Provinsi Kalimanta Utara. Terima kasih, ada perhatian Pemerintah Daerah untuk mantan petinju seperti saya,” katanya.

Sebelumnya, Hengki Tobias pernah bekerja sebagai:

  • Honorer Pemda Kabupaten Bogor, yang menerima Hengki Tobias sebagai atlet tinju profesional. Wajib menjalani latihan dan pertandingan berdasarkan kesepakatan kontrak dengan promotor.
  • Honorer Dispenda Kutai Kartanegara, yang menempatkan Hengki sebagai atlet tinju.
  • Dinson Kabupaten Kutai Kartanegara.

Nama Hengki Tobias sudah lama mewarnai naik-turunnya tinju Tanah Air. Ia mulai disorot ketika memilih tinju pro di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Melepas tinju amatir bukanlah pilihan yang salah. Tinju pro telah mengantarnya menjadi juara Indonesia kelas ringan dan juara internasional sabuk PABA interim kelas ringan.

Advertisement

Prestasi itu ia rengkuh bukan saja lantaran kuat mental tetapi juga kuat tangan. Pukulan Hengki Tobias terkenal mematikan. Cepat keras dan tepat telak. Enak ditonton.

Itulah Hengki Tobias. Ia mengaku tertarik olahraga tinju karena faktor lingkungan “suka bakalai” di Manado dan keluarga yang menang sudah sejak lama menempatkan tinju sebagai olahraga paling favorit setelah sepak bola.

Hengki berlatih tinju di Sasana Lembu Swana, Tenggarong, Kutai Karnategara, Kalimantan Timur, bersama pelatih Irfan-B. Lembu Swana dibangun oleh Syaukani HR dan dikelola oleh M Arsyad.

Advertisement

“Perjalanan tinju amatir saya cukup menyenangkan. Saya pernah merebut medali emas Pra PON di Ambon, Maluku, tahun 1995. Saya menjadi finalis PON Jakarta tahun 1996. Saya mendapat panggilan masuk Pelatnas di Jakarta. Merebut medali emas YMCA Cup di India pada tahun 1979.”

“Itu di amatir,” Hengki Tobias menjelaskan. “Di profesional, saya juara Indonesia kelas ringan dari versi Asosiasi Tinju Indonesia [ATI}. Setelah juara Indonesia, saya dipromosikan dan berhasil merebut sabuk juara PABA. Waktu mempertahankan gelar, saya akui saya gagal. Saya kalah di tangan Hero Katili.”

Begitu panjang perjalanan tinju Hengki Tobias. Siapa yang mendorong langkahnya untuk olahraga tinju?

Advertisement

“Saya ini main tinju karena faktor lingkungan dan faktor keluarga. Di sekitar saya adalah orang-orang tinju. Darah tinju mengalir dari keluarga.”

“Saya mengawali dari sebatas hobi saja. Bagaimana agar bakat tinju saya tersalurkan, ya pergi latihan. Ternyata bisa menciptakan prestasi. Bisa juara. Itu kebanggaan. Di situlah enak tinju, termasuk bisa melihat kampung orang. Bisa ke mana-mana. Keliling Indonesia, termasuk pergi ke luar negeri untuk urusan tinju. Bahagia bukan main.”

“Pada mulanya, saya berpikir tinju itu hanya mengandalkan otot. Ternyata salah. Tinju ada tahapannya. Kita harus bisa membangun fisik dan ini harus. Tanpa fisik yang bagus kita tidak akan mungkin menjadi juara. Membangun mental dan ini sangat penting. Membangun teknik dan taktik dalam bertinju. Tidak boleh asal pukul.”

Advertisement

Apa yang tidak enak dari tinju?

“Tidak enak itu datang ketika kita kalah akibat mereka [wasit/hakim] curang. Tidak adil memberikan nilai. Ingin balas, tapi mau balas bagaimana. Sudah dikasih kalah ya sudah. Kita pulang dan latihan lagi.” Tidak ada dendam.

HENGKI TOBIAS FORMER CHAMPIONTentang Hengki Tobias

Nama: Hengki Herddy Tobias, S.Sos.

Advertisement

Nama ring: Hengki Tobias.

Tempat dan tanggal lahir: Manado, Sulawesi Utara, 29 Juli 1974.

Usia: 50 tahun.

Advertisement

Pekerjaan: ASN Provinsi Kalimantan Utara.

Istri: Darline Soleman.

Anak: Geofray Mark, Veronica Stevany [pemegang medali perunggu kelas ringan PON XXI/2024 mewakili Kalimantan Timur], Gunes Grig, Marques Juan Christiano.

Advertisement

Domisili: Perum Graha Permata Tiga Tawai Blok 5C, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Prestasi: Juara di amatir dan di profesional {gelar PABA kelas ringan].

Sebagian perjalanan tinju pro Hengki Tobias

  • Menang di Stadion Ronde Demang: Hengki Tobias mengalahkan Venich Sabooyoko di Stadion Rondong Demang, Tenggarang, Kutai Kartanegara, 3 Desember 2024. Ini adalah partai tambahan Kejuaraan Dunia sabuk WBA kelas bulu antara Chris John [Indonesia] melawan Jose Rojas [Venezuela], yang dihentikan wasit pada ronde empat setelah dokter pertandingan Tommy Halauwet [Indonesia] melarang Chris John meneruskan pertandingan, yang luka parah akibat benturan kepala dan berakhir split draw.
  • Rebut gelar PABA:  Hengki Tobias bertanding sampai 12 ronde untuk mengalahkan Pratet Sor Thanikul [Thailand], yang berlangsung di Bojonegoro, Jawa Timur, 5 Agustus 2005. Menang, Hengki merebut gelar kosong Pan Asian Boxing Association [PABA} kelas ringan.
  • Pertandingan terakhir: Hengki kehilangan gelar PABA kelas ringan, kalah TKO pada menit-menit terakhir ronde 12 melawan Hero Katili [Indonesia], yang berlangsung di Gedung Olahraga Karang Melenu, Tenggarong, Kutai Kartanegera, 4 Maret 2006, bersama promotor Daniel Bahari. Hengki dua kali jatuh dan dihentikan wasit Agus Kadarusman {Sukabumi, Jawa Barat]. Berlangsung dalam partai tambahan Kejuaraan Dunia WBA kelas bulu antara Chris John [Indonesia] melawan Juan Manuel Marquez [Meksiko}. Chris John menang angka, bersama promotor M Arsyad.

Finon Manullang

Advertisement