Rondeaktual.com – Penggemar tinju Tanah Air barangkali masih mengenal Hengky Wuwungan. Lelaki 49 tahun [kelahiran Manado, 26 Oktober 1975] pernah juara amatir dan juara profesional, termasuk menyandang gelar IBF Asia Pasifik kelas bantam yunior.
Di amatir, Hengky Wuwungan membawa bendera Pertina Sulawesi Utara.
Di profesional, Hengky Wuwungan membawa bendera JK Boxing Camp Jakarta. Ia datang dari Manado ke Jakarta untuk meneruskan karier tinju profesionalnya.
Baca Juga
Advertisement
Pada tahun 2000-an atau ketika tinju pro sedang naik daun ditayangkan hampir setiap hari di berbagai stasiun televisi di Jakarta, Hengky Wuwungan salah satu yang selalu ditempatkan pada partai unggulan [main event].
Menurut pengakuannya sendiri, mendapat bayaran termurah Rp 2.500.000 dan termahal Rp 25.000.000. A Seng menjadi promotor satu-satunya paling sering membayar mahal kepalan Hengky Wuwungan.
Ada ketentuan wajib potong 40% untuk menutup biaya keperluan hidup [makan dan tempat tinggal], membayar pelatih, mengganti sarung tinju dan perlengkapan latihan yang rusak karena usang.
Baca Juga
Advertisement
Dari hasil tinju, Hengky Wuwungan bisa beli tanah dan beli rumah, yang ditempatinya sekarang.
“Sebelum beli rumah, kita tinggal di atas tanah sewa. Pas ada uang [selesai tanding melawan petinju Filipina], tanah saya bayar. Dapat lagi uang dari tinju, bangun rumah.”
Hengky Wuwungan menjadi seorang petinju karena lingkungan, yang menempatkan tinju sebagai olahraga paling favorit setelah sepak bola.
Baca Juga
Advertisement
“Di lingkungan saya tinggal, kalau sudah bicara tinju langsung semangat. Saya suka tinju dan itu yang mendorong saya untuk belajar,” kata Hengky Wuwungan, sekarang menetap di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara.
Hengky Wuwungan sangat menikmati karier tinju profesionalnya. Laris-manis alias kontrak pertandingan datang sendiri. Staf promotor [match maker] singgah ke sasana menyodorkan lembar kertas yang harus ditandatangani petinju dan manajer.
Pada era itu, seorang petinju bagus tidak perlu mencari promotor untuk bisa bertanding. Bahkan tidak sedikit petinju menolak promotor. Petinju memilih bertanding di tempat lain karena promotor menjanjikan uang lebih besar.
Baca Juga
Advertisement
“Tinju pro mengantar saya bertanding sampai ke luar negeri, tidak sekali saja tapi sering. Saya sangat menikmatinya. Bayarannya juga gede. Era itu adalah era emas tinju pro Indonesia. Tinju pro hidup. Di mana-mana ada pertandingan. Bayangkan, kalau kita bertanding ditayangkan secara langsung. Membuat kita cepat dikenal, tapi itu sudah lewat. Tinggal kenangan,” ujarnya.
Menurutnya, rasa enak sebagai petinju ketika menang. Kalau kalah, harus rela terima marah dari pelatih dan manajer.
“Sekarang tinju sudah habis,” ia meneruskan. “Untuk bangkit lagi seperti era kami dahulu, rasanya berat. Menurut pikiran saya, kalau tinju Indonesia mau maju, baik amatir maupun pro, syaratnya harus ada pertandingan. Anak-anak yang berlatih tinju di berbagai daerah di Indonesia, mau jadi apa kalau tidak ada pertandingan? Saya berharap, kejurda dan kejurnas harus dilaksanakan secara disiplin. Jangan dihapus.”
Baca Juga
Advertisement
“Kadangkala, saya ingin kembali naik ring tapi kita sadar diri, so tua ini. Umur sudah tidak mungkin. Satu-satunya terjun sebagai pelatih dan itu saya lakukan dalam tahun terakhir. Saya membina anak-anak muda yang masih sekolah. Memberikan mengetahui olahraga tinju secara luas. Saya ingin mendirikan sasana tinju untuk regenerasi saya dan tinju Sulut, tapi ini tidak mungkin.”
Hengky Wuwungan menyadari, untuk mendirikan sasana tinju butuh uang besar.
“Sedangkan hasil dari tinju sudah saya belikan tanah dan bangun rumah sederhana, yang sekarang kami tempati di Malalayang.”
Heng-Q Wuwungan bersama orang-orang dekat di masa emasnya.
Baca Juga
Advertisement
Heng-Q Wuwungan, sekarang pelatih tinju amatir di Manado.
Heng-Q Wuwungan bersama istri dan putri kembarnya Enjel dan Injil.
Tentang Heng-Q Wuwungan
Nama: Hengky Wuwungan.
Baca Juga
Advertisement
Nama ring: Heng-Q.
Tempat dan tanggal lahir: Manado, Sulawesi Utara, 26 Oktober 1975.
Usia: 49 tahun.
Advertisement
Tempat tinggal: Malalayang 1 Timur Lingkungan 6, Manado, Sulawesi Utara.
Nama sasana ketika aktif tinju pro: JK Boxing Camp Jakarta, Jalan Swasembada, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Nama pelatih: Arche Unsulangi dan Lodewijk Patawala.
Advertisement
Nama manajer: Jorghi Khoe.
Nama istri: Jane Sembajang.
Nama anak: Claudia, Pretty, Enjel dan Injil [kembar]. Semua putri.
Baca Juga
Advertisement
Pekerjaan: Security Rektorat Universitas Sam Ratulangi Manado.
Prestasi tinju amatir: Medali emas Porda Sulut, medali perunggu Kejurnas Kaltim, medali perak Piala Andi Mattalatta Ujungpandang, medali perunggu di India, medali emas Piala Gubernur DKI Jakarta.
Prestasi tinju pro: Juara Indonesia kelas bantam yunior selama empat tahun, juara Asia IBF Pan Pasifik kelas bantam yunior.
Baca Juga
Advertisement
Bayaran termurah: Rp 2.500.000.
Bayaran termahal: Rp 25.000.000.
Heng-Q Wuwungan mengalahkan petinju Indonesia antara lain:
- Julio de la Basez [Sawunggaling Surabaya]. Pada pertemuan pertama non-gelar, Hengky kalah dan dibalas pada pertandingan kedua untuk kejuaraan Indonesia kelas bantam yunior.
- Yani “Southpaw” Malhendo [Pirih Surabaya], dua kali kejuaraan Indonesia kelas bantam yunior.
- Eddy Permasuge, sekali non gelar dan sekali kejuaraan Indonesia kelas bantam yunior.
- Wito Ramirez [Buana Sutan Rambing Semarang], non-gelar 10 ronde.
- John John Flores, dua kali kejuaraan Indonesia kelas bantam yunior di Sidoarjo dan di Senayan.
Pada pertandingan internasional, selain merebut gelar IBF Pan Pasifik, Hengky Wuwungan sering mengalahkan petinju Thailand dan Filipina.
Baca Juga
Advertisement
Finon Manullang
Foto: Istimewa
Tinggalkan Komentar..