Rondeaktual.com – Pernah mendengar nama Paulus Noor Mulia? Tentu saja, sebab telah menulis tinju sejak dekade 80-an.
Paulus Noor Mulia merupakan penulis tinju asal Semarang yang terkenal. Ulasan tinjunya padat bergizi tinggi dan tajam tepat sasaran.
Menulis tinju sejak tahun 1980. Karya perdana langsung menghiasi halaman depan [headline] Suara Merdeka, koran terbesar di Jawa Tengah. Menulis duel dua kelas berat legendaris; Muhammad Ali versus Larry Holmes.
Baca Juga
Advertisement
Popularitasnya semakin meledak, setelah artikelnya menghiasi berbagai media besar seperti: Harian Kompas [Jakarta], Pikiran Rakyat [Bandung], Media Indonesia, Tribun Olahraga, Tabloid Bola, Majalah Sportif, Olympic, Selecta Sport, Tinju Indonesia, dan yang lain.
Paulus Noor Mulia tampil elegan dengan karya-karyanya, sebab didukung sumber data yang kuat dan akurat, dari berbagai majalah dan koran jadul, termasuk data The Ring edisi Amerika.
“Saya mengagumi tulisan banyak wartawan dan salah satunya Valens Doy [Harian Kompas],” ujarnya, membuka perkacapan.
Baca Juga
Advertisement
Paulus Noor Mulia memiliki kedekatan dengan Keluarga Besar H.M. Sutan Rambing dan para petinjunya seperti; Sonny Rambing, Arthur Rambing, Roy Mukhlis, Wajib Santoso, Billy Sumba, Angky Angkotta, Richard Samosir, Wito Ramirez, Monte Negro, Ricky Manufoe. Ketika itu sebagai Humas di sasana Kuku Bima Semarang, milik Sutan Rambing.
“Pekerjaan saya menulis profil dan berita tinju yang akan bertanding di Indonesia dan luar negeri,” katanya.
Belajar Muaythai dari Juara Dunia Samart Payakaroon
Paulus Noor Mulia awalnya berlatih tinju di Djago Semarang, bersama pelatih Drs Hunadi dan Oentario. Saat itu ada Bandar Siregar [petinju pro kelas terbang peringat 1 Indonesia], Joko Sunyoto [juara Indonesia kelas bantam] dan Purwanto [petinju amatir juara STE dan Italia Terbuka tahun 1981].
Baca Juga
Advertisement
Paulus Noor Mulia belajar karate Kei Shin Kan kepada pelatih legendaris Bambang Dewantoro [DAN VIII International]. Dia juga belajar karate Inkai bersama pelatih Yudi [DAN II].
Tidak disangka tentunya ketika Paulus Noor Mulia belajar tinju Muaythai dari pelatih Samart Payakaroon [petinju Thailand terkenal yang pernah menjadi juara dunia WBC kelas bulu yunior].
Paulus Noor Mulia memiliki daya tahan tubuh tergolong bagus. “Waktu SMP dan SMA saya sering lari sejauh lebih lima kilo meter. Berangkat ke sekolah pukul sebelas dan pulang sekolah pukul empat sore,” katanya.
Baca Juga
Advertisement
Olahraga sejak muda membawa dampak kesehatan dan kekuatan luar biasa dalam tubuhnya. Hingga kini usianya 63 tahun, hasil cek laboratorium setiap bulan menunjukkan gula, asam urat, kolesterol, trigliserida [lemak dalam darah menuju jantung dan otak], ginjal, liver, dan lainnya, semua normal.
“Itu adalah kemurahan Tuhan semata,” ujar penulis tinju awet muda ini. Dalam hidupnya, pantang begadang, rokok, dan jauh dari minuman keras.
Tinju Muaythai Khusus Wanita Teratai Besi Semarang
Pada awal tahun 2000, Paulus Noor Mulia membuka usaha klub tinju Muaythai Khusus Wanita Teratai Besi di Jalan Lesanpuro III Nomor 20, Krobokan, Semarang Barat, Jawa Tengah.
Baca Juga
Advertisement
Bukan berlebihan, mungkin itu satu-satunya klub tinju muaythai khusus wanita. Lokasinya mini, hanya 3 x 4 meter, namun hasilnya maksimal.
Mengapa hanya khusus wanita? Menurutnya, wanita sering dipandang lemah dan sering menjadi korban KDRT.
“Saya pastikan, wanita yang berlatih tinju muaythai di Teratai Besi, semakin sehat dan menjadi kuat serta percaya diri, sebab bisa beladiri. Ada member kami seorang guru di SMK di Semarang, awalnya dipandang remeh muridnya 90% pria. Namun begitu muridnya tahu postingan Bu Guru tengah latihan tinju muaythai, membuat muridnya ciut nyali,” ujarnya berpromosi.
Baca Juga
Advertisement
Mereka yang berlatih di Teratai Besi adalah wanita yang bervariasi berat tubuhnya, dari 60 kg hingga 100 kg.
Variasi pula obsesi member ada yang ingin menurunkan berat badan menjelang wisuda S1, S2, mau kerja di luar negeri, mau pulang mudik Lebaran, dengan penampilan baru. Tidak sedikit member yang ingin memiliki tubuh padat kencang, seksi bergizi tinggi. Serta bisa beladiri, sehingga tak perlu lagi pakai jasa body guard jika bepergian ke luar kota.
Dangdut Indosiar dan Sinetron Ramadan
Paulus Noor Mulia memiliki pengalaman lain seperti pernah menjadi finalis Dangdut Milenia Indosiar 2005. “Bintang tamunya saat itu Arafiq [almarhum], Ayu Ashari, dan lainnya,” kisahnya. Sempat main film sinetron Ramadan terpagi di dunia CahayaMu [SCTV] sebab ditayangkan jam tiga pagi sebelum sahur. Lima film yang dibintanginya berjudul:
Baca Juga
Advertisement
- Babi Ngepet.
- Wartawan Penyebar Gosip.
- Mantan Polisi Dituduh Dukun Santet.
- Dermawan Mati Bersujud.
- Keranda Tersingkap.
Buku Firman Tuhan Peredam Sakit dan Stres.
Baca Juga
Advertisement
Menulis Buku Rohani Firman Tuhan
Paulus Noor Mulia memang serba bisa. Di jalur rohani, dia tergolong aktivis gereja yang pernah menjadi:
- Ketua Departemen Kesehatan.
- Ketua Sekolah Sabat.
- Ketua Pelayanan Perorangan.
- Ketua Pemuda Jawa Tengah dan DIY.
- Ketua Kordinator Gereja Advent Wilayah Semarang.
- Pelayanan Doa Rumah Sakit Telogorejo.
- Sebagai Hamba Tuhan, juga aktif pelayanan doa dan di mimbar kotbah.
Paulus Noor Mulia tidak hanya menulis untuk tinju, tetapi juga telah menulis buku dalam edisi cetak, yaitu buku rohani Firman Tuhan Peredam Sakit dan Stres.
Buku telah beredar di seluruh Indonesia, termasuk beberapa rumah sakit dan kampus yang terkenal di Indonesia serta Sekolah Tinggi Theologia Babtis Indonesia Semarang.
Baca Juga
Advertisement
“Di dunia ini, termasuk Indonesia, banyak orang stres. Sebab itu, saya membuat buku rohani agar bisa menolong dan menguatkan iman orang. Puji Tuhan, ada yang tidak jadi bunuh diri, setelah membaca buku itu,” katanya.
“Itu membuat saya bahagia, sebab buku Firman Tuhan Peredam Sakit dan Stres, sangat menghibur, menguatkan dan menyembuhkan banyak pasien COVID-19 yang menjalani karantina saat pandemic melanda Indonesia beberapa waktu lalu. Semua berkat Tuhan,” katanya. Buku telah menembus pangsa pasar luar negeri, Amerika Serikat.
“Semua kemurahan Tuhan semata. Tanpa pertolongan Tuhan, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau saya bisa membuat buku rohani, ini mukjizat Tuhan, sebab naskah saya ketik dari hp jadul. Sekarang saya sedang mempersiapkan buku tinju yang sangat bersejarah. Tidak lama lagi akan terbit.” Katanya, ia ingin mengejar Finon Manullang yang sudah menulis tiga buku tinju. *
Baca Juga
Advertisement