6 Juara Asian Games dan Asia: Di Mana Mereka Sekarang?

WIEM GOMMIES 3
Raja kelas menengah Asia yang tak tersamai, Wiem Gommies di depan rumahnya di Hatalai, Maluku. [Foto: Dok/Laren Gommies]

Rondeaktual.com – Berapa banyak sih bintang tinju amatir Indonesia?

Banyak, kalau dihitung mereka yang pernah memenangkan medali emas tingkat Asia Tenggara atau lebih sering disebut SEA Games.

Untuk tingkat Asia [Asian Games dan Kejuaraan Asia], Indonesia baru pernah melahirkan enam juara.

Advertisement

Kita mulai dari Wiem Gommies, disusul Frans van Bronckhorst, Syamsul Anwar, Benny Maniani, Ferry Moniaga, Pino Bahari, dan Hendrik Simangunsong.

SEA Games 2023

Meski prestasi tinju amatir cenderung jatuh, namun untuk medali emas SEA Games masih bisa direbut. Hanya saja dan entah mengapa pada SEA Games terakhir –di Chroy Changvar Convention Center, Phnom Penh, Kamboja, 6-14 Mei 2023—tidak ada petinju Indonesia yang pulang membawa medali emas. Dari lima yang bertanding di final, semua kalah.

  • Dio Koebanu [Nusa Tenggara Timur], medali perak kelas mini terbang.
  • Aldoms Suguro [DKI Jakarta], medali perak kelas bantam.
  • Asriudin Tapalaola [DKI Jakarta], medali perak kelas bulu.
  • Maikhel Muskita [Jawa Barat], medali perak kelas penjelajah.
  • Ratna Sari [DKI Jakarta], medali perak kelas bulu putri.

6 Juara Asian Games dan Asia, Di Mana Mereka?

WIEM GOMMIES COVER copyWiem Gommies, Maluku

Advertisement

  • Merebut medali emas kelas menengah Asian Games Bangkok, Thailand, tahun 1970.
  • Merebut medali emas kelas menengah Kejuaraan Asia V di Teheran, Iran, 1971. Dalam final, Wiem memukul KO pada ronde kedua petinju Masoud Keshmiri [Iran].
  • Merebut medali emas kelas menengah Asian Games Bangkok, Thailand, tahun 1978.

Wiem Gommies sekarang 79 tahun. Menurut pengakuannya sendiri, ia lahir di Ambon, 6 Desember 1946, bukan 31 Desember.

Wiem satu-satunya dua kali merebut medali emas Asian Games dan sekali Kejuaraan Asia.

Wiem menetap di Hatalai, Ambon, Maluku. “Beta tinggal di atas tanah warisan. Di sini banyak pohon pisang dan pohon lainnya. Buahnya ada di mana-mana. Orang datang ambil, lalu bawah ke pasar dan jual,” kata Wiem Gommies, ketika dihubungi beberapa waktu yang lalu.

Advertisement

FRANS VBFrans van Bronckhorst, DKI Jakarta

  • Merebut medali emas kelas welter Asia VI di Bangkok, tahun 1973. Dalam final, Frans menang 5-0 atas Chang-Woo Lee (Korea).

Di masa hidupnya, Frans menjelaskan lahir di Bandung, Jawa Barat, tanggal 2 April 1949.

Frans meninggal dunia di Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025, dalam usia 76 tahun.

Advertisement

SYAMSUL ANWAR DAN KELUARGASyamsul Anwar, Sumatera Utara

  • Merebut medali emas kelas welter ringan Asia VIII, tahun 1977 di Jakarta.

Syamsul, 73 tahun, salah satu paling melegenda. Komentator tinju selama bertahun-tahun melalui Gelar Tinju Profesional Indosiar [GTPI], telah melambungkan namanya. Setelah tayangan tinju bubar, nama Syamsul jarang disebut. Menjelang era COVID-19, ia memutuskan keluar dari Kota Tua [Jakarta] dan memilih hidup bersama istri barunya dan kedua anak mereka di Desa Lantosan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Terakhir penulis jumpa Syamsul Anwar di Jakarta Convention Center, Senayan, dalam acara pelantikan pengurus Perbati, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Advertisement

Kami saling melihat senyum tetapi tidak salaman.

Boleh dicatat, Rondeaktual.com menjadi satu-satunya paling banyak menulis tentang Syamsul Anwar, termasuk ketika ia mengirim gambarnya hanya mengenakan celana pendek sambil “marlange” menghabiskan kelapa muda di pinggir sungai. Bagaimanapun, itu fakta dan tak terbantahkan.

BENNY MANIANI MAIN HPBenny Maniani, Papua

Advertisement

  • Merebut medali emas kelas berat ringan Asia VIII Jakarta, tahun 1977. Dalam final, Benny mengalahkan Masis Hambarsumian (Iran).

Benny, 74 tahun, menetap di Jayapura, Papua. Sejak peniun, ia lebih sering di rumah bersama keluarga. Benny terakhir terlibat langsung dengan tinju Papua saat PON XX berlangsung di Gorcen, Jayapura, Oktober 2021.

FERRY MONIAGA IANIFerry Moniaga, Sulawesi Utara

  • Merebut medali emas kelas bantam dari Kejuaraan Asia IX/1980 di Bombay, India. Dalam final, Ferry menang 3-2 atas Chul-Soon Hwang (Korea).

Ferry Moniaga, 75 tahun, sekarang menetap di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Advertisement

Ferry dan istri meninggalkan rumah di Bekasi, pas era COVID-19.

Sejak memilih Desa Tatelu, Ferry mulai mengurangi waktunya untuk tinju. Ia pernah mendapat kehormatan memberikan penataran pelatih Pertina di Sukabumi, Jawa Barat, Juli 2024.

Ferry Moniaga juga bertemu penulis di acara perkenalan Perbati di Jakarta, Mei 2025. Kami hanya bisa saling memandang. Tidak salaman. Tidak pula bicara apa-apa.

Advertisement

Ferry juga hadir saat pelantikan PP Pertina di Jakarta, 9 September 2025.

PINO BAHARI WA AGPino Bahari, Bali

  • Merebut emas kelas menengah Asian Games XI Beijing tahun 1990. Tak sampai satu bulan, Pino Bahari menerima hadiah tanah yang sangat luas dari Pangdam Udaya, Mayjen TNI Sintong Panjaitan.

Tanah kosong itu, oleh Daniel Bahari, sang ayah, membangun tempat latihan tinju. Secara tidak disangka-sangka, bagunan paling atas menjadi sarangan burung walet. Pada era itu, di mana-mana di seluruh Indonesia, bangunan kosong menjadi sarang walet. Fenomena tersebut ibarat rezeki jatuh dari langit. Banyak kaya raya. Bayangkan, 1 kilogram sarang burung walet yang bersih dan berkualitas, bisa laku jutaan.

Advertisement

Sejak lahir hingga sekarang, Pino Bahari, 52 tahun, menetap di Denpasar, Bali. Ia masih sering memberikan latihan kepada penggemar tinju.

Pino pernah menjadi bintang dalam Saras 008, sebuah sinetron bertema pahlawan tentang seorang gadis yang memiliki kemampuan berubah menjadi pahlawan super. Tayang di Indosiar pada tahun 2000, sekaligus melambungkan nama Pino Bahari melalui Gelar Tinju Profesional Indosiar [GTPI] yang ditangani oleh DB Promotion.

“Aku sekarang nglatih di Cakti Gibbor Gym Denpasar. Nglatih boxing class di Lions MMA Gym di Pererenan Canggu, Bali,” katanya di Denpasar, dihubungi Senin malam, 22 September 2025.

Advertisement

Sekarang Pino Bahari adalah Ketua Komisi Tinju Profesional Indonesia [KTPI] Bali. Pino belum mengadakan pertandingan. “Tetapi aktif melayani pihak yang bikin event dengan ofisial ring KTPI Bali.”

HENDRIK SIMANGUNSONG VS SAVON SIMANGUNSONGHendrik Simangunsong, Sumatera Utara

  • Merebut medali emas kelas menengah ringan Asia XVI/1992 di Bangkok, Thailand. Dalam final, Hendrik mengalahkan Ki-Soo Choi (Korea).

Hendrik Simangunsong, 55 tahun, bekerja sebagai pegawai negeri dan menetap di Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Advertisement

Hendrik sempat aktif sebagai pelatih dan mengantar sampai ke dalam ring, jika Savon Simangunsong bertanding. Hendrik sangat berharap putranya dapat memenangkan medali emas Pekan Olahraga Nasional. Sayangnya, Savon salah langkah dalam Pra PON Makassar tahun 2023.

Hendrik Simangunsong adalah petinju Indonesia terakhir yang merebut medali emas tingkat Asia. Sudah 33 tahun tanpa generasi.

“Di antara kami [para pemegang medali emas Asian Games dan Asia], Om Frans yang sudah mendahului kami,” kata Hendrik Simangunsong, Senin malam. “Om Wiem Gommies ada di Ambon. Om Ferry di Manado. Bang Syamsul di kampungnya di Lantosan Gunung Tua, Tapanuli Selatan. Om Benny ada di Papua. Pino Bahari ada di Bali. Hendrik sendiri masih tinggal di kampung halaman di Rantauprapat. Aku kerja di instansi Dispora Kabupaten Labuhanbatu.”

Advertisement

Finon Manullang, penulis buku “Memoar Tinju Profesional” dan “Perjalanan Tinju Indonesia”, menetap di Desa Tridayasakti, Jawa Barat, setiap hari menulis untuk tinju melalui Rondeaktual.com