Profil Petinju Indonesia yang Sukses Merebut Medali di Taipei

MATIUS MANDIANGAN TAIPEI CUP
Dari kiri: Maikhel Muskita emas, Aldoms Suguro perak, Nabila Maharani emas, Khamanit Nareerak pelatih asal Thailand, Israellah Saweho perak, Asriudin Tapalaola emas, dan Matius Mandiangan pelatih. [Foto: Istimewa]

Rondeaktual.com – Beberapa hari yang lalu, Indonesia melalui Pengurus Besar Tinju Indonesia [Perbati] mengirim enam petinju terbaiknya ke turnamen tinju amatir di Taipei [Taipei City Cup International Boxing Tournament]. Berlangsung selama tiga hari, 19 hingga 21 Agustus 2025.

Enam petinju yang berpartisipasi di Taipei City

  • Israellah Saweho, Sulawesi Utara, merebut medali perak kelas terbang, 51 kilogram, putri.
  • Nabila Maharani, Lampung, merebut medali emas kelas bantam, 54 kilogram, putri.
  • Huswatun Hasanah, DKI Jakarta, merebut medali perunggu kelas ringan, 60 kilogram, putri.
  • Aldoms Suguro, DKI Jakarta, merebut medali perak kelas bantam, 55 kilogram, putra.
  • Asriudin Tapalaola, DKI Jakarta, merebut medali emas kelas ringan, 60 kilogram, putra.
  • Mikhael Muskita, Jawa Barat, merebut medali emas kelas 80 kilogram putra.

HUSWATUN HASANAH 21 AGUSTUS 2023Huswatun Hasanah.

Peroleh medali emas-perak-perunggu 3-2-1. Enam petinju Indonesia didampingi oleh dua pelatih; Matius Mandiangan [DKI Jakarta] dan Khamanit Nareerakst asal Thailand.

Advertisement

Profil Petinju Indonesia

Israellah Saweho, Sulawesi Utara.

Israellah adalah putri dari pasangan sesama atlet Bonyx Saweho dan Pengky Simbar. Bonyx dan Pengky mengawinkan medali emas tinju-pencak silat PON XVII di Kalimantan Timur tahun 2008.

Israellah mulai mengikuti pertandingan tinju di bawah umur di GOR KONI Sulut di Sario, Manado, tahun 2015. Ketika itu berlangsung pertandingan tinju pro, di mana promotor memberikan hak tanding kepada petinju amatir dan salah satunya Israellah yang umurnya belum 13 tahun.

Advertisement

Hampir sepuluh tahun kemudian, Israellah Saweho merebut medali emas kelas minimum, 50 kilogram, PON Aceh-Sumatera Utara, yang dipusatkan di Aula Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Sumatera Utara, September 2024.

Di Kota Taipei, 21 Agustus 2025, Israellah Saweho merebut medali perak. Bisa jadi medali tersebut dapat mengantarnya ke SEA Games Thailand Desember 2025, mewakili negaranya.

Nabila Maharani, Lampung.

Advertisement

Nabila Maharani ditangani sejak kecil oleh pelatih Piter Hari, mantan petinju Nusa Teggara Timur, yang memilih menetap di Lampung.

Nabila mulai terlihat saat mengikuti PON Papua 2020, secara tidak disangka-sangka merebut medali perak kelas terbang ringan, 48 kilogram, setelah dalam final kalah melawan Endang dari Nusa Tenggara Barat.

Medali tersebut sangat bersejarah dalam hidup Nabila. Namanya tertulis sebagai putri Lampung pertama merebut medali PON dari cabor tinju.

Advertisement

Pada PON berikutnya di Sumatera Utara tahun 2024, Nabila naik ke kelas bulu, 57 kilogram, hanya bisa merebut medali perunggu, setelah dalam semifinal kalah melawan Ratna Sari [DKI Jakarta].

Setahun kemudian di Piala Menpora Jakarta tahun 2025, Nabila naik ke kelas ringan dan merebut medali emas. Di semifinal, Nabila mengalahkan Ratna Sari sekaligus membayar utang lama.

Dua hari yang lalu di Taipei City Cup International Boxing Tournament, 21 Agustus 2025, Nabila turun di kelas bantam, 54 kilogram, dan membawa pulang medali emas.

Advertisement

Huswatun Hasanah, DKI Jakarta.

Huswatun awalnya merebut medali perak PON Jabar 2016 kemudian mengantarnya masuk tentara. Kariernya melejit dengan medali perunggu Asian Games 2018 dan medali perak Asia 2019.

Dua PON berikutnya –Papua 2020 dan Aceh-Sumatera Utara 2024—Huswatun merebut medali emas untuk provinsi Nusa Tenggara Barat.

Advertisement

Sebelum PON 2024, Huswatun hampir saja pindah ke Kalimantan Timur. Setelah PON 2024, Huswatun memilih Provinsi DKI Jakarta.

Pada Taipei City Cup International Boxing Tournament, bisa jadi Huswatun kurang beruntung sehingga hanya bisa merebut medali perunggu.

Hasil itu sangat mengejutkan penggemar tinju Tanah Air. Huswatun seharusnya medali emas. Tetapi di dalam tinju, sesuatu yang tidak disangka-sangka seringkali terjadi.

Advertisement

Aldoms Suguro, DKI Jakarta.

Di Kota Taipei, Aldoms merebut medali perak kelas bantam, 55 kilogram, putra. Aldoms adalah pemegang medali emas SEA Games Kuala Lumpur 2019.

Aldoms Suguro memulai latihan tinju di Desa Watutumou, Kalawat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Ia menyelesaikan SMA di sekolah atlet Ragunan, Jakarta.

Advertisement

Sepanjang mengikuti PON, entah mengapa Aldoms menjadi “langganan medali perak”.

  • PON Jabar 2016 medali perak kelas terbang, kalah melawan Sunan Amoragam [Maluku Utara].
  • PON Papua 2020 medali perak kelas terbang, kalah melawan Ingatan Ilahi [Riau].
  • PON Aceh-Sumatera Utara 2024 medali perak kelas bantam, kalah melawan Yosua Masihor [Sulawesi Selatan].

Asriudin Tapaola, DKI Jakarta.

Asriudin asal Maluku Utara, menjadi salah satu petinju pelajar DKI Jakarta [lulusan PPOP Ragunan Jakarta], yang bisa mencapai medali emas di pertandingan dewasa [elite mens].

Advertisement

Asriudin terus menanjak dan menjadi harapan Indonesia di masa mendatang. Asriudian dalam satu tahun ini berhasil merebut tiga medali emas berturut-turut.

  • Medali emas kelas bulu PON 2024.
  • Medali emas kelas ringan Seleksi Nasional Piala Menpora 2025.
  • Medali emas kelas ringan Kota Taipei 2025, terpilih petinju terbaik.

Maikhel Muskita, Jawa Barat.

Maikhel memulai perjalanan manisnya melalui Kejurnas Junior & Youth di Kupang, Nusa Tenggara Timur, tahun 2017. Maikhel merebut medali emas kelas welter dan petinju terbaik.

Advertisement

Sejak kemunculannya di Kejurnas Kupang, Maikhel tak terbendung. Tidak terkalahkan di dalam negeri. Merebut medali emas kelas menengah 75 kilogram PON Papua 2020, medali emas kelas penjelajah PON 2024, medali emas kelas berat ringan 80 kilogram Piala Menpora 2025, medali emas kelas ringan 80 kilogram Kota Taipei 2025.

Maikhel Muskita memang tangguh tak tergoyahkan. Bukan main.

Finon Manulang, menulis dari Desa Tridayasakti, Jawa Barat.

Advertisement