Rondeaktual.com – Dari 26 pertandingan profesional Ellyas Pical, hanya 6 yang tidak dapat penulis saksikan, 2 pertandingan melihatnya melalui siaran televisi, dan 18 pertandingan meliput langsung dari pinggir ring.
Ellyas Pical menutup karier pronya dengan menang-kalah-seri 20-5-1 (11 KO).
5 Kekalahan Ellyas Pical
- Edward Apay, asal Merauke dan bertinju di Malang, Jawa Timur, adalah petinju pertama yang mengalahkan Ellyas Pical.
Pertandingan berlangsung 10 ronde di GOR Pulosari Malang, 24 Juli 1983.
Baca Juga
Advertisement
Pada era itu, Edward Apay adalah kelas bantam terbaik Indonesia. Ia memiliki pukulan lengkap, terutama jab-straight yang selalu mendarat cepat dan tepat. Ia satu-satunya kelas bantam yang bersyarat menuju kejuaraan dunia.
Bakat dan gaya tinju Edward Apay seindah apa yang pernah kita lihat pada diri mendiang Rachman Kilikili. Edward meninggal muda belum 30 tahun di Malang.
- Cesar Polanco (Republik Dominika) tampil secara luar biasa untuk mengalahkan Ellyas Pical melalui pertarungan panjang 15 ronde tanpa knock down kejuaraan International Boxing Federation (IBF) kelas bantam yunior di Senayan, 15 Februari 1986.
Ellyas Pical kehilangan gelar dan ini menjadi awal putusnya hubungan Ellyas Pical dengan kubu Garuda Jaya, sasana tinju yang melahirkan Elly menjadi juara dunia.
Baca Juga
Advertisement
Pertandingan ditangani promotor Boy Bolang dari PT Arena Coliseum Jakarta, yang akhirnya berbuntut buruk ketika Komisi Tinju Indonesia (KTI) mencabut lisensi promotor Boy Bolang.
Pada rematch yang dipromotori Anton Sihotang (sebelumnya manajer Ellyas Pical bersama Garuda Jaya), secara tidak disangka-sangka Ellyas Pical menang KO pada ronde ketiga atas juara Caesar Polanco, Jakarta, 6 Juli 1986.
Ellyas Pical, untuk kedua kalinya, menjadi juara dunia IBF kelas bantam yunior.
Baca Juga
Advertisement
- Southpaw Khaosai Galaxy (Thailand) menjatuhkan southpaw Ellyas Pical pada ronde 14 kejuaraan World Boxing Association (WBA) kelas bantam yunior di atas atas lapangan rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 28 Februari 1987.
Ketika menghadapi Galaxy, yang dipromotori Kurnia Kartamuhari, Ellyas Pical masih menyandang gelar IBF. Setelah kalah, IBF melucuti gelar Elly.
Pada saat penimbangan di Hotel Indonesia, Ellyas Pical datang lebih awal dan menunggu hampir 45 menit.
Pukul 10.15 Galaxy turun dari kamar didampingi saudara kembarnya Khaokor Galaxy. Elly ditimbang 51.905 kilogram dan in. Galexy, percaya tidak percaya, overweight sampai dua kilogam. Pendukung Elly bersorak membayangkan Galaxy tidak akan sanggup bertarung 15 ronde.
Baca Juga
Advertisement
Pada penimbangan terakhir dan hanya dalam waktu 25 menit, berat Galaxy menjadi 52 kilogram. Tidak ada yang melihat dengan cara apa Galaxy bisa menurunkan berat badan dua kilogram secepat itu. Kelas bantam yunior dibatasi 52.163 kilogram atau 115 pon.
Apa yang terjadi di saat pertandingan? Overweight versi Galaxy omong kosong. Kuat dugaan itu hanya kamuplase untuk mengelabui lawan. Terbukti Galaxy bukan saja kuat tetapi bertarung bagai tanpa lelah. Galexy menjatuhkan Ellyas Pical yang sudah kehabisan stamina dan terluka para pada ronde 14.
Khaosai Galaxy menang TKO untuk mempertahankan gelar WBA kelas bantam yunior kelima kalinya. Galexy, yang sekarang salah satu promotor paling aktif di Thailand, merebut gelar WBA melalui KO ronde keempat melawan Eusebio Espinal di Bangkok, 21 November 1984.
Baca Juga
Advertisement
- Juan Polo Perez (Kolombia) mengalahkan Ellyas Pical melalui 12 ronde gelar International Boxing Federation kelas bantam yunior di Roanoke, Virginia, Amerika Serikat, 14 Oktober 1989.
Terima kasih TVRI menyiarkan langsung kejuaraan dunia Ellyas Pical yang terakhir. Penantang Perez yang usianya sudah 33, mampu mengatur stamina stabil sepanjang ronde. Perez menyerang dengan jab-straight membuat sang juara Ellyas Pical lebih banyak bertahan daripada melepaskan pukulan. Serangan mematikan seperti long hook kiri hampir tidak pernah mendarat secara telak. Stamina Ellyas Pical sudah tidak sehebat ketika menjatuhkan juara dunia IBF kelas bantam yunior Ju Do Chun pada ronde 8 di Jakarta.
- Greg Richardson (Amerika Serikat) datang ke Indonesia untuk mengalahkan Ellyas Pical dalam pertarungan non gelar 10 ronde.
Penulis percaya, dari lima kekalahan Ellyas Pical, yang paling bersejarah dan paling diingat sepanjang masa sudah pasti ketika Khaosai Galaxy menjatuhkan Ellyas Pical di lapangan sepak bola Stadion Utama Gelora Bung Karno, 28 Februari 1987.
Finon Manullang, penulis buku “Memoar Tinju Profesional” edisi 1995 dan “Perjalanan Tinju Indonesia” edisi 2023. Sekarang domisili Desa Tridayasakti, Jawa Barat.
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..