Rondeaktual.com
Pertandingan tinju di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Papua, masih menunggu empat hari lagi. Tinju akan dimulai 5 dan final 13 Oktober 2021.
Masih lama. Jangan kendor tetap semangat dan selalu bersama masker.
Hari ini, Jumat, 1 Oktober 2021, saya keliling dari pagi hingga sore, ke sejumlah lokasi.
Sempat bertemu pemenang medali emas kelas menengah SEA Games Benny Elopere bersama pelatihnya Manuel Rumbino.
Pada malam hari ketika hujan turun, kamar tempat tinggal ksmi dikunjungi mantan petinju amatir kelas ringan dan kelas welter yunior DKI Jakarta asal Papua, Alex Tiris bersama istri asal Sumatera Utara, Dermawati Panjaitan. Senangnya bukan main.
Berikut hasil liputan hari ini, Jumat, 1 Oktober 2021.
NONA PAPUA
Setelah mengambil secangkir kopi Papua di samping Stadion Bass Youwe, Sentani, Papua, saya berkenalan dengan Susanthy Immanuela Windesy dan Marlina Chlara Sesa.
Kami foto bertiga. Padahal, saya sangat jarang foto bersama. Papua memang beda.
Diam-diam, saya memperhatikan keramahan yang diperlihatkan Susanthy dan Marlina. Nona Papua ramah.
Keduanya melayani setiap tamu dari berbagai kontingen. Dengan senang hati. Senyumnya manis dan tidak pernah lupa bicara begini: “Terima kasih, Bapa.”
Keramahan itu mendorong saya untuk mengenalnya lebih mendalam.
Menurut pengakuannya sendiri, Susanthy Immanuela Windesy adalah mahasiswa sementer terakhir pada Philippines College of Health and Science, Philippines, jurusan Medical Technology.
Sedangkan, Marlina Chlara Sesa sedang menjalani training pilot di Asian Institute of Aviation di Subic Bay Freeport Zona, Philippines.
Keramahan seperti yang diperlihatkan Susanthy dan Marlina, terasa juga di asrama tinggal wasit/hakim dan panitia. Ketika seseorang mengantar makanan ke kamar nomor 3, senyum ramah tak pernah habis dari wajah mereka. Senang melihatnya.
SOUVENIR NOKEN BELUM TERIMA
Sejak dua hari yang lalu, seorang panitia Cabor Tinju PON Papua mengingatkan agar tidak lupa mengambil hadiah noken, boneka prawa dan kangpo.
Noken adalah tas kulit kayu, yang jika saya terima akan saya hadiahkan kepada Refina Victoria atau kepada Alfina Reblusia. Alfina banyak membantu saya untuk urusan publish berita selama mengadakan liputan tinju PON Papua sejak 26 September lalu hingga 15 Oktober mendatang.
Sayang seribu kali saya, ketika sudah antre untuk mendapatkan souvenir, eh persedian noken katanya sedang habis.
Ya sudah. Tidak usah kecewa. Barangkali besok atau lusa, noken sudah ada.
PINANG PAPUA
Seorang teman menyodorkan pinang papua dan saya bertanya: “Apa saja manfaat pinang?”
“Banyak,” katanya. Kemudian ia memuntahkan air pinang yang dikunyahnya ke lantai yang dipijaknya. Lantai GOR Cendrawasih, yang akan menjadi pusat pertandingan tinju, menjadi merah. Nanti pada saat pertandingan tinju, orang yang mengunyah pinang akan dilarang masuk. Itu aturan dari panitia. Harus dipertahankan.
Setelah membuang ludah pinangnya, pria tadi meneruskan kata-katanya. “Ini bisa mengusir Covid. Bisa bikin (laki-laki) kuat. Bisa tangguh. Macho.”
Saya tidak mau percaya. Masak dengan mengunyah pinang bisa kuat perkasa tangguh tak tergoyahkan.
Penasaran, saya pergi dan bertemu dengan wanita penjual pinang. Di pinggir jalan.
Dijelaskannya, pinang isi 8 buah dijual Rp10 ribu. “Sudah ada kapur dan sirih. Tinggal kunyah. Ini bagus untuk bikin gigi kuat,” katanya.
Saya percaya dan dia tidak marah dan tetap senyum ketika saya tidak membeli pinangnya.
Sebelumnya, seorang teman sudah menakut-nakuti kalau sudah menawar sesuatu kemudian tidak jadi beli, maka si penjual akan marah.
Ternyata tidak. Wanita penjual pinang tetap senyum dan sambil menundukkan muka bertanya. “Bapa dari mana?”
Namanya ditanya, harus dijawab: “Aku datang dari Jawa, tapi aku asal Sumatera Utara.”
“O….., Batak.”
Bicaranya yakin sekali dan kaget dibuatnya. “Ya, aku Batak.”
“Bapa halus sekali.”
Luar biasa wanita penjual pinang. Bukan saja ramah, tetapi kata-katanya menyangkan hati .
Saya pergi dan lupa bertanya siapa nama wanita penjual pinang itu.
JUMPA CHRISTINA JEMBAY
Tubuh petinju putri kelas bulu Papua Barat, Christina Jembay basah karena keringat. Ia baru saja lari mengitari GOR Cendrawasih dan bertanya di mana toilet.
Karena dekat, saya arahkan supaya masuk ke toilet wanita. Sebelum mendorong pintu saya bernyata: “Mau dapat apa nanti?”
“Mohon doanya, Om. Saya target medali emas.”
Christina Jembay adalah pemenang medali emas kelas bulu PON XIX/2016 Jawa Barat.
WAJAH EMAS PIETER HARI
Sambil menunggu kendaraan pulang ke Mess Tinju Kakatua, Balakop Angkasapura, Jayapura, saya dan Ucok Sitompul (Binpres PP Pertina), bertemu pelatih tim PON Lampung, Pieter Samuel Hari, di Halaman GOR Cendrawasih.
Pieter bersama dua pria dan tidak saya kenal karena tidak dikenalkan.
Kepada coach Pieter saya bilang begini: “Muka kaka Pieter kelihatan kemerah-merahan. Itu tanda-tanda Lampung dapat medali emas.”
Mungkin karena senang, ketiga pria itu serentak menunduk dan bicara: “Amiiin.”
Di dalam mobil menuju pulang, saya bertanya kepada Ucok Sitompul. “Siapa orang yang bersama coach Peiter?”
“Ketua Pengprovnya kan baru meninggal. Itu gantinya,” kata Ucok Sitompul.
Saya balas begini: “Hebat. Masih muda sudah mengurus tinju.”
ANAK MEDAN VERSI WASIT YUNI LUBIS
Sambil menghabiskan sepotong roti, tiba-tiba terdengar lagu favorit berjudul “Anak Medan”, yang dinyanyikan oleh Yuni Lubis, salah satu wasit yang akan memimpin pertandingan
tinju PON Papua.
Lantaran lirik dan lagunya enak dan lagu favorit, saya berdiri kemudian bergoyang. Lagunya menyemangati hidup.
Tidak saya saja yang joged. Atlet dan orang-orang dari berbagai kontingen ikut menggoyang membuat suasana pagi sangat familiar di aula registrasi dan aktivasi ID Card, Jumat, 1 Oktober.
Dari kejauhan saya melambaikan tangan kepada sang artis tinju. Turun dari panggung, Yuni Lubis datang dan seperti biasa ia mengambil tangan saya lalu menempelkannya ke mukanya. Saking hormatnya.