Perjalanan 13 Petinju Indonesia di SEA Games Thailand 2025

VICKY TAHUMIL JUNIOR COVER

Rondeaktual.com – Di tengah kondisi tinju amatir “terbelah menjadi dua kubu”, Indonesia mengirim 13 petinju terbaiknya untuk mengikuti SEA Games XXXIII/2025 Thailand. Berlangsung di Chulalongkorn University Sports Center 4 Floor, Bangkok, Thailand, dari tanggal 10 hingga 19 Desember 2025.

Mengirim 13 petinju dan lima orang ofisial, dan hanya menghasilkan satu medali emas melalui kepalan luar biasa Vicky Tahumil Junior, rasanya kurang puas. Sebab 12 petiju gagal medali emas. Terlalu banyak.

Tetapi, hasil tersebut cukup mampu menahan serangan di tengah kondisi tinju amatir “terbelah menjadi dua kubu”. Hasil tersebut sudah lebih baik dari hasil SEA Games XXXII/2023 Kamboja, yang pulang tanpa medali emas.

Advertisement

Seandainya pelatnas berjalan tidak tergesa-gesa atau menggunakan platnas jangka pangjang dan kondisi tinju amatir Indonesia “utuh tidak terbelah”, bisa jadi SEA Games 2025 menghasilkan lebih dari satu medali emas. Terbelah saja masih bisa meraih satu medali emas.

Perjalanan Tinju Indonesia di SEA Games 2025

Merlin Tomatala, Papua Barat, kelas terbang ringan, 48 kilogram putri

  • Rabu, 10 Desember 2025, Merlin membuka harapannya, namun kalah 1-4 atas Ngo Ngoc Linh Chi [Vietnam]. Itu pertandingan hari pertama. Apa boleh buat, Merlin gagal medali.

Israellah Saweho, Sulawesi Utara, kelas terbang, 50 kilogram putri

Advertisement

  • Israellah langsung masuk semifinal dan kalah 1-4 melawan petinju Thailand, Chuthamat Raksat. Meski kalah, Israellah mendapat medali perunggu.

Nabila Maharani, Lampung, kelas bantam, 54 kilogram putri

  • Nabila langsung masuk semifinal dan mengalahkan Htar Htar New dari Myanmar.  Pada pertandingan final, Nabila kalah melawan petinju Thailand Chongprongklang. Nabila merebut medali perak.

Alfianita Manopo, Jawa Barat, kelas bulu, 57 kilogram putri

  • Alfianita kalah di pertandingan semifinal melawan petinju Thailand, Punrawee Ruenros Alfianita merebut medali perunggu.

Maria Manguntu, Sulawesi Utara, kelas ringan, 60 kilogram putri

Advertisement

  • Maria Manguntu kalah di pertandingan pertamanya dalam semifinal melawan petinju Vietnam, Ha Thi Linh. Maria memperoleh medali perunggu.

Huswatun Hasanah, DKI Jakarta, kelas 63 kilogram putri

Huswatun sukses mengalahkan petinju pemegang medali perunggu Olimpiade Tokyo asal Filipina, Nesthy Petecio. Di final, Huswatun harus mengakui kecepatan lawan dari Thailand, Thananya Somnuek. Huswatun merebut medali perak.

Dio Koebanu, Nusa Tenggara Timur, kelas terbang ringan, 48 kilogram putra

Advertisement

Dio Koebanu kurang beruntung barangkali, langsung kalah dalam pertandingan pertamanya perempat final melawan petinju Thailand, Thitiwat Phlongaurai, 5-0. Dio gagal medali, padahal dua tahun silam ia merebut medali perak SEA Games Kamboja 2023.

Vicky Tahumil Junior, Sulawesi Utara, kelas terbang, 51 kilogram putra

  • Inilah bintang tinju Indonesia yang sedang naik daun. Vicky Tahumil Junior [putra Vicky Tahumil mantan peringkat dunia nomor 2 WBA kelas terbang ringan], menang 3-2 atas petinju Malaysia, Muhammad Abdul Qaiyum Ariffin, dalam pertandingan perempat final. Di semifinal, Vicky mengalahkan petinju Vietnam, Nguyen Minh Cuong, 5-0. Puncaknya, kemarin, Jumat, 19 Desember 2025, Vicky secara luar biasa dan tidak disangka-sangka mengalahkan petinju tuan rumah Thitisan Panmod, 3-2.

Vicky, yang melangkah ke final dengan status underdog, merebut medali emas sekaligus mempertahankan gengsi tinju Indonesia di SEA Games. Dalam situasi tinju amatir Indonesia yang sangat memprihatinkan “terbelah menjadi dua kubu”, Vicky Tahumil Junior yang tidak diperhitungkan, mempersembahkan medali emas dengan sangat spesial.

Advertisement

Flanuari Daud, Nusa Tenggara Timur, kelas bantam, 54 kilogram putra

  • Flanuari kalah di pertandingan pertamanya, perempat final atas petinju Filipina, Flint Jara. Flanuari, seorang new comers, gagal medali.

Jill Mandagie, DKI Jakarta, kelas bulu, 57 kilogram putra

  • Pada hari Rabu, 10 Desember 2025, Jill memenangkan pertandingan hari pertama atas La Min Ko Ko [Myanmar], 5-0. Di semifinal, langkah Jill patah saat berhadapan dengan Nguyen Van Duong dari Vietnam, 4-1. Jill merebut medali perunggu.

Asriudin Tapalaola, DKI Jakarta, kelas ringan, 60 kilogram putra

Advertisement

  • Asriudin menang 5-0 atas petinju Malaysia, Muhammad Ridzuan Mohd Johari. Di semifinal, Asriudin menang RSC-2 atas petinju Myanmar, Noke Mhal. Sayang seribu kali sayang, langkah Asriudin patah dalam pertandingan final melawan petinju Thailand, Sakda Ruamtham. Asriudin, asal Ternate, Maluku Utara, kalah. Asriudin merebut medali perak.

Jeckri Riwu, Bali, kelas welter, 69 kilogram putra

  • Jeckri memiliki pengalaman dua kali mengikuti pertandingan PON [di Jayapura dan di Pematangsiantar], namun kurang beruntung ketika harus RSC-1 di tangan petiju Filipina, Mark Ashley Fajardo, di perempat final. Kekalahan itu terlalu cepat. Jeckri gagal medali.

Maikel Muskita, Jawa Barat, kelas berat ringan, 80 kilogram putra.

  • Di semifinal, Maikhel mengalahkan petinju Thailand, Jakkapong Yomkhot. Di final, Maikhel kalah melawan petinju profesional Filipina, southpaw Eumir Marcial. Maikhel merebut perak.

Selamat kepada petinju Indonesia, sudah merebut medali SEA Games XXXIII/2025 Thailand. Bagi yang gagal medali jangan kecil hati. Kata orang, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.

Advertisement

Finon Manullang, menulis untuk tinju.