Wawancara Pelatih Kickboxing Sadarmawati Simbolon: Bonus 1 M

SADARMAWATI SIMBOLON 26 JUNI 2025
Pelatih kickboxing Indonesia untuk menghadapi SEA Games Thailand 2025, Sadarmawati Icen Simbolon saat mengunjungi sasana tinju di Desa Parigi Mekar, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 26 Juni 2025.

Rondeaktual.com – Sadarmawati Icen Simbolon, S.Pd, MPd, 42 tahun, adalah pemegang medali emas tinju kelas 46 kilogram Pekan Olahraga Nasional [PON] XVII Kalimantan Timur tahun 2008. Pada pertandingan semifinal, Icen mengalahkan Marican Purba [Riua] dan di final mengalahkan Nur Cahya [Papua].

Sadarmawati Icen Simbolon, setidaknya menguasai dan menekuni lima cabang olahraga. Luar biasa. Tinju paling istimewa, yang mengantarnya sebagai juara Nasional dan puncaknya juara PON Kaltim.

“Saya pertama kali belajar olahraga di kampung saya di Sumatera Utara. Saya belajar silat, bukan tinju,” kata Sadarmawati Icen Simbolon. “Setelah silat, saya belajar wushu. Usia remaja mulai belajar tinju. Setelah tinju, belajar kick boxing. Setelah menjadi atlet kick boxing, saya belajar sebagai pelatih. Saya juga pelatih MMA. Tahun ini terima kasih, saya dipercaya sebagai pelatih kickboxing Indonesia sampai SEA Games Thailand 2025.”

Advertisement

Untuk olahraga, Sadarmawati Icen Simbolon lebih dikenal sebagai pelatih kick boxing. Ia mendirikan kickboxing di Sumatera Utara. Muridnya banyak yang berhasil. Ada yang masuk tentara, polisi, dan ASN.

Ketika ditanya jumlah uang yang sudah diterima dari olahraga, ia menyebut 1M. “Kalau ditotal, uang bonus pelatih kickboxing PON 2024, terkumpul satu miliar. Kedengaranya enak. Tapi, untuk mengumpulkan uang sebanyak itu tidak semudah yang dibayangkan orang. Bonus 1M juga sudah bagi ke asisten pelatih dan para pendukung. Semua kebagian.”

Berikut wawancara Sadarmawati Icen Simbolon di Jakarta, saat ia dan atlet kickboxing menjalani pelatnas SEA Games 2025.

Advertisement

Anda berapa saudara?

Kami ada sembilan orang. Empat cewek ikut olahraga. Saya tinju dan PNS. Adik saya Tetty Simbolon seolah atlet silat daerah dan PNS di Samosir. Adik saja Maduma Simbolon ikut tinju merebut perak PON Riau, medali emas dua kali STE Medan, dan sekarang PNS Universitas Negeri Medan. Adik bungsu Sinar Pagi Simbolon, ikut tinju juara di Tuk Tuk, Samosir, sekarang PNS di Bitung.

Mengapa akhirnya memilih kickboxing?

Panjang ceritanya. Waktu itu tinju sedang ramai. Maksud saya pengurusnya yang ramai, bukan prestasinya. Banyak riak dan fitnah. Saya pikir kickboxing bisa berkembang. Ketika itu PKBI [Pengurus Kickboxing Indonesia] Sumatera Utara belum berdiri.

Saya jalan dan pelan-pelan membentuk kickboxing di beberapa kabupaten. Di era itu, sulit membedakan mana atlet kickboxing dan mana atlet tinju.

Advertisement

Banyak orang lebih suka memilih kickboxing. Dasarnya sudah ada, yaitu boxing. Tinggal kaki dan tidak ada masalah, karena saya, selain tinju, juga menguasai silat dan wushu.

Seorang atlet bisa main di dua cabang dan itu banyak terjadi di daerah, seperti Proprov. Hari ini dia tanding untuk tinju, minggu depan dia sudah bertanding untuk wushu. Saya pernah merasakannya. Dapat dua salary.

Sekarang sudah tidak bisa. Mugkin atletnya sudah banyak. Kalau di awal kurang, makanya banyak petinju yang juga bertanding di cabor lain saat Porprov berlangsung.”

Advertisement

Anda sangat mendalami kickboxing.

Saya suka dan saya mengikutinya, makanya bertahan di olahraga ini. Tidak asal jadi pelatih. Jangan tidak paham olahraga tapi jadi pengurus.

Sport science itu harus. Penerapan prinsip ilmiah dan teknik untuk meningkatkan performa olahraga. Kita harus mengerti manajemen olahraga untuk mendorong atlet mencapai potensi terbaik.

Banyak pelatih asing karena salah satunya itu. Sementara, banyak pelatih Indonesia yang dipercaya pengurus karena sudah sering ke luar negeri. Pengalaman itu sangat berharga.

Advertisement

Anda tidak sepemikiran dengan pelatih tinju, makanya pergi dan singgah di kickboxing.

Betul dan itu tahun 2017. Saya keluar dari tinju dan saya dikeluarkan dari grup. Di grup Nasional saya tetap ikut. Sering sharing. Saya menikmati dunia saya, dunia kickboxing.

Punya camp sendiri atau menumpang dengan orang lain?

Punya sendiri. R12 Fighting Camp saya bangun sendiri di Medan. Banyak yang datang. Tidak hanya untuk mendapatkan pelajaran tinju, tapi beladiri. Tidak ada pembagian uang. Kalau atlet saya juara dan mendapat uang, ambil semua. Tidak ada jatah untuk saya dan saya tidak minta. Tidak ada surat yang harus diteken, berapa untuk atlet dan berapa persen untuk pemilik.

Di tempat lain, kebanyakan orang mengutip bonus atlet 10% bahkan bisa lebih. Tergantung perjanjian. Kalau ada kesepakatan potong 20% misalnya, harus dipatuhi. Tidak boleh membuka alasan uangnya sudah habis beli beras dan sebagainya.

Advertisement

Di PON, atlet saya juara. Ada yang ngasih, ya saya terima. Tapi saya tidak pernah bikin perjanjian hitam-putih.

Belajar kickboxing dengan cara apa?

Dasarnya sudah ada, yaitu tinju. Ilmu itu kita perdalam lagi. Baca buku. Kalau dia malas baca, ya sudah tamat. Harus suka baca. Peraturan dikasih dari pusat. Saya juga ikut penataran, yang diberikan oleh WAKO [World Association of Kickboxing Organizations].

Apa beda tinju dan kickboxing.

Tinju hanya menggunakan tangan untuk menyerang lawan. Kickboxing harus seimbang tangan dan kaki

Advertisement

Berapa bonus emas tinju PON?

Saya terima bonus 100 juta untuk medali emas tinju PON Kaltim 2008. Bonus lainnya sebagai pelatih kickboxing PON 2024 total satu miliar. Saya bagi-bagi untuk asisten pelatih di sasana termasuk pendukung lainnya. Itu sebuah kebersamaan.

Tinju sudah jauh dari kehidupan Anda?

Tidak. Kemarin Mami [Mawarni Hutagalung] bilang kalau Pelatnas Perbati sepertinya butuh pelatih wanita. Mami mendorong nama saya. Saya bilang jangan, Mi. Saya tetap kickboxing, sebab sudah terikat sampai SEA Games Thailand. Saya harus menghormati dan mempertahankan apa-apa yang sudah saya putuskan.

Anda terbilang sangat sukses di kickboxing.

Terima kasih. Tetapi, saya juga tidak boleh menutupi apa yang sudah tinju berikan kepada saya. Tinju memberikan medali emas melalui PON Kaltim dan itu tidak akan terlupakan.

Advertisement

SADARMAWATI SIMBOLONG SABTU 25 JUNI2022

SADARMAWATI SIMBOLON SABTU27 JUNI2025

Tentang Sadarmawati Icen Simbolon

Nama: Sadarmawati Icen Simbolon, S.Pd, MPd.

Nama akrab: Icen.

Advertisement

Tempat dan tanggal lahir: Samosir, 11 Oktober 1982.

Usia: 42 tahun.

Tempat tinggal di Medan: Jalan Keruntung.

Advertisement

Nama sasana ketika masih atlet tinju: FKPPI Medan.

Pendidikan: S2.

Pekerjaan: ASN.

Advertisement

Prestasi sebagai atlet

  • Tahun 2003: Medali emas Piala Maesa di Jakarta.
  • Tahun 2004: Medali emas STP Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
  • Tahun 2005: Medali perak Kejurnas Tinju Wanita I di Medan, dalam final kalah melawan Jaine Geretta dari Sulawesi Utara. Ini merupakan pertama kali tinju wanita dipertandingkan dalam Kejurnas.
  • Tahun 2007: Medali emas Kejurnas/Pra PON Bengkalis, Riau.
  • Tahun 2008: Medali emas PON Kalimantan Timur. Tinju wanita pertama kali dipertandingkan.
  • Tahun 2010: Perunggu Kejurnas Aceh.
  • Tahun 2011: Perak Pra PON NTB.
  • Tahun 2018: Medali emas Kejurnas kickboxing Jakarta.