Wawancara Hermensen Ballo: Mencari Petinju untuk SEA Games 2025

HERMENSEN BALLO COVER
Mantan petinju terkenal Hermensen Ballo dari Nusa Tenggara Timur, hadir selama penyelenggaraan tinju amatir Piala Menpora 2025.

Rondeaktual.com – Pemegang medali emas Pekan Olahraga Nasional [PON] tiga kali tidak berturut-turut Hermensen Ballo [Nusa Tenggara Timur] menjadi salah satu tim penilai dalam pertandingan tinju amatir Piala Menpora.

Seperti diketahui, Piala Menpora berlangsung di Gedung Basket, Jakarta, 21 hingga 26 Agustus 2025.

Penyelenggara adalah Kemenpora. Tidak semua Pengurus Provinsi [Pengprov] Pertina mau mengirim atletnya, lantaran ada gejolak. Peserta tak sampai 40% dan tidak semua pemegang medali PON Aceh-Sumatera Utara 2024 yang bersedia mengikuti pertandingan Seleksi Nasional, meski sengaja menawarkan uang Rp 5 juta untuk setiap pemegang medali emas, Rp 3 juta untuk pemegang medali perak, dan Rp 2 juta untuk pemegang medali perunggu.

Advertisement

Selama pertandingan berlangsung, Hermensen Ballo duduk di meja yang telah disediakan panilai untuk menilai petinju yang akan dipanggil masuk pemusatan latihan nasional [Pelatnas] SEA Games Thailand pada Desember 2025.

Apa saja manfaat kehadiran Hermensen Ballo? Berikut petikan wawancara melalui sambungan telepon ke Kupang, Jumat, 8 Agustus 2025.

Senang melihat Anda hadir di acara Piala Menpora.

Terima kasih. Saya di sana ditunjuk sebagai talent scouting, makanya saya datang dari Kupang. Tidak sendiri, karena ada pelatih Pak Ucok Sitompul, ada pelatih asal Thailand, dan seharusnya ada Pak Erzon, pelatih dari Pertina Kepulauan Riau. Sayangnya beliau tidak mau hadir. Saya tidak mengerti apa sebabnya. Padahal sudah dipanggil oleh negara. Sudah difasilitasi.

Advertisement

Apa yang Anda lihat selama pertandingan berlangsung, dari awal sampai final.

Pertama, anak-anak sudah mau datang dalam keterbatasan. Itu luar biasa. Menang ada konflik dalam tinju amatir kita. Datang untuk mengikuti seleksi, itu harus kita hormati. Sebab tidak ada kompetisi di luar PON. Sudah berapa tahun tidak ada Kejurnas.

Terus terang, yang datang tidak banyak. Persaingan ketat. Banyak petinju lama yang mendominasi.

Pertandingan Seleksi Nasional itu tujuannya untuk mencari petinju yang akan dipersiapkan menghadapi SEA Games Thailand 2025.

Advertisement

Adakah petinju yang bagus yang dihasilkan dari pertandingan Piala Menpora, menurut Anda.

Tidak banyak tapi ada. Saya pilih umur 25 ke bawah. Umur 25 ke atas saya pikir berat.

Saya melihat yang bagus itu datang dari NTT. Dio Koebanu [pemegang medali emas kelas 48 kilogram putra] dan Flanuari Daud [pemegang medali emas kelas 54 kilogram putra, dalam final mengalahkan senior Aldoms Suguro]. Dio dan Flanuari, saya kira, pantas masuk Pelatnas SEA Games.

Dari Sulawesi Utara, ada dua Tahumil bersaudara [Pernell Tahumil dan Vicky Tahumil Jr]. Keduanya bagus dan akan terus membaik, asal ditangani dengan baik. Harapan Tahumil bersaudara sangat besar untuk menjadi andalan Indonesia di masa mendatang.

Advertisement

Kalau putri Israellah Saweho dari Sulawesi Utara dan putra Maikel Muskita dari Jawa Barat, saya pikir tidak ada masalah. Kedua nama ini sudah tidak layak lagi di sini. Harus dipelatnaskan di luar negeri, agar bisa lebih bagus lagi.

Untuk Asriudin Tapalaola, saya melihat dia bisa menguasai arena. Sudah aman. Tinggal ditingkatkan supaya lebih mengigit lagi.

Nama-nama yang saya sebut tadi tidak terbatas itu saja. Masih banyak yang bagus. Dalam catatan saya, ada Mars de Volta. Meski kalah di pertandingan permulaan, saya melihat dia layak untuk dipanggil. Begitu pula dengan petinju yang dari Papua Barat dan di kelas atas ada empat petinju.

Advertisement

Kapan Pelatnas SEA Games Thailand 2025?

Kalau bisa secepatnya. Ini masih menyisahkan empat bulan sebelum SEA Games Thailand. Kalau uang cukup, sebaiknya pergi ke luar. Pelatnas luar negeri itu sangat penting.

Sebelum memulai pelatnas, saya pikir perlu duduk bersama. Kita bicara dengan petinju. Menjelaskan kekuranagn mereka. Kalau kita tidak bicara salah.

Tentang pelatih, haruskah mempertahankan yang umurnya sudah kepala enam?

Saya sendiri dipanggil. Artinya saya tidak ikut untuk menentukan siapa saja pelatih yang akan menangani Pelatnas SEA Games. Memang banyak pelatih muda dan bagus-bagus.

Advertisement

Finon Manullang

Foto: Istimewa

Advertisement