Rondeaktual.com – Sebelum tinju amatir “terbelah menjadi dua” seperti sekarang, petinju Indonesia pernah berjaya dengan merebut enam medali emas SEA Games.
Jangan melupakan sejarah. Era emas itu terjadi saat SEA Games XIX/1997 berlangsung di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Dari 11 kelas yang dipertandingkan [semua tinju pria], Indonesia merebut enam medali emas. Sisanya direbut petinju Thailand empat emas dan petinju Filipina satu emas.
Itu merupakan emas terbanyak sepanjang sejarah SEA Games bagi tinju Indonesia. Pada SEA Games berikutnya, petinju Indonesia masih mampu merebut medali emas tetapi sudah terbatas. SEA Games seolah menjadi milik petinju Thailand dan Filipina, dan tahun terakhir datang kekuatan besar dari Vietnam. Sekarang Vietnam masuk “tiga besar” Asia Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Pada SEA Games terakhir, yaitu SEA Games 32 Kamboja, Indonesia mengirim 11 petinju terbaiknya, 8 putra dan 3 putri. Pulang tanpa medali emas.
Era Emas dengan 6 Medali Emas SEA Games Jakarta 1997
Lapane Marasa
- Merebut medali emas kelas terbang ringan [sering disebut kelas layang] 48 kilogram. Dalam final, Lapane Marasa mengalahkan Sapok Biki dari Malaysia.
Hermensen Ballo
Baca Juga
Advertisement
- Merebut medali emas kelas terbang, 51 kilogram, dalam final mengalahkan Pramuansak Phosuwan dari Thailand.
Dufri Masihor
- Merebut medali emas kelas bantam, 54 kilogram, dalam final mengalahkan Adnan Yusoh dari Malaysia.
Wilpare Jamhur
- Merebut medali emas kelas ringan, 60 kilogram, dalam final mengalahkan Elmer Pamisa dari Filipina.
Bara Gommies
Baca Juga
Advertisement
- Merebut medali emas kelas welter, 67 kilogram, dalam final mengalahkan Jessie Flores dari Filipina.
Alberth Papilaya
- Merebut medali emas kelas menengah, 75 kilogram, dalam final mengalahkan Bancha Marisorn dari Thailand.
Selain enam medali emas SEA Games 1997, Indonesia merebut perak-perunggu 1-4.
Medali perak datang dari:
Baca Juga
Advertisement
- Rusli, kelas pin, 45 kilogram, dalam final kalah melawan Songsak Kaenthao dari Tahiland.
Medali perunggu datang dari:
- Rico Maspaitella, kelas bulu, 57 kilogram, semifinal kalah melawan Somchai Makbalee dari Thailand.
- Meckson Baratama, kelas welter ringan, 63.5 kilogram, semifinal kalah melawan Komgrit Nanakon dari Thailand.
- Aswin Cabui, kelas menengah ringan, 71 kilogram, semifinal kalah melawan Pornchai Thongburan dari Thailand.
- Syarif Hidayat, kelas berat ringan, 81 kilogram, semifinal kalah melawan Somsak Chantraporn dari Thailand.
Mendengar Komentar Bara Gommies
Untuk melengkapi tulisan ini, penulis berhasil menghubungi Bara Gommies, pemegang medali kelas welter SEA Games 1997 Jakarta.
“Mungkin faktor tuan rumah juga, di mana penontonnya memberikan support besar membuat petinju Indonesia tampil luar biasa, sehingga bisa merebut enam medali emas dari tujuh petinju yang bertanding dalam final,” kata Bara Gommies di Sambas, Kalimantan Barat, Kamis, 18 Desember 2025.
Baca Juga
Advertisement
Bara Gommies melanjutkan: “Tetapi, memang persiapan kami sangat bagus. Kami melewati latihan panjang di dua negara, Uzbekistan dan Kuba. Kami keliling dari provinsi ke provinsi dan mengikuti pertandingan. Waktu itu Timnas Indonesia ditangani pelatih asing dari Kuba dua orang, Isidro Troutman dan Julio Lee. Pelatih Indonesia juga dua orang, Papa [Wiem Gommies], Om Kent Balawa.”
Merebut enam medali emas SEA Games Jakarta 1997 adalah emas kebesaran bagi tinju amatir Indonesia.
“Itu era emas tinju amatir Indonesia, yang bisa jadi tak akan terlupakan. Di tahun-tahun terakhir, petinju Indonesia sudah berat untuk merebut medali emas SEA Games. Perlu bersatu dan jangan terbelah. Semoga tinju amatir kita bisa bangkit kembali. Saya berharap lima petinju Indonesia yang akan bertanding besok [Jumat, 19 Desember] dalam final SEA Games 2025, dapat memberikan yang terbaik. Semoga medali emas, itu harapan saya dan mungkin juga harapan seluruh masyarakat Indonesia.”
Baca Juga
Advertisement
Non-M adalah Finon Manullang, menulis untuk tinju dari Desa Tridayasakti.