Rondeaktual.com – Patrick Timbowo, 39 tahun, adalah pelatih tinju amatir dari Sario Boxing Camp Manado, Sulawesi Utara. Sudah sepekan ini Patrick bergabung di “perkampungan tinju” sasana HS Boxing di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Patrick di sana memenuhi panggilan Pengurus Besar Tinju Indonesia [Perbati] menjalani latihan bersama di pusat latihan tinju satu-satunya yang ada di Desa Parigi Mekar.
“Setiap pagi pukul empat sudah bangun,” kata Patrick Timbowo. Setengah jam sebelum pukul enam kita sudah ada di sasana. Berjalan kaki, karena dekat. Pukul enam sudah mulai latihan. Bisa dua jam atau lebih di sasana. Kalau ada program sparring pagi bisa lebih lama. Sebelum jam dua, saya istirahat tidur. Tak sampai satu jam, karena jam tiga sudah persiapan proses latihan sore. Kalau malam, sebelum jam sepuluh sudah tidur. Sudah tidak sendiri. Sudah ada teman, pelatih Marten Surati dari Jawa Barat sudah datang. Saya dan Marten sekamar,” ujar Patrick Timbowo, mantan petinju Pertisar Boxing Camp Manado.
Baca Juga
Advertisement
Patrick Timbowo selamanya di tinju amatir. Tidak pernah menjadi petinju pro. “Lingkungan tempat tinggal mendorong saya ikut latihan tinju.”
Ketika menjadi atlet tinju, Patrick Timbowo pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan. “Saya sampai over training gegara turunkan berat badan waktu persiapan POR Maesa di Surabaya tahun 2001. Saya pernah dipulangkan dari pelatnas jangka panjang bukan lantaran berat badan melainkan bandel tahun 2006,” ia tertawa.
Patrick Timbowo tidak bisa mengikuti Pra PON lantaran polemik pengurus tinju di Sulawesi Utara. “Setelah tidak ikut tinju, saya teruskan kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan jurusan kepelatihan di Universitas Negeri Manado. Tahun 2009 boleh selesai.”
Baca Juga
Advertisement
“Setahun kemudian, saya coba menjadi atlet. Saya mengikuti Pekan Olahraga Jawa Barat . Saya kalah di delapan besar dan saya harus pulang ke Manado. Saya cari akal dan mengikuti CPNS. Terima kasih, saya lulus. Tahun 2003, saya memulai karier pelatih sampai sekarang.”
Sejak tahun 2006, Patrick Timbowo menjadi asisten pelatih tinju Sulawesi Utara untuk menghadapi PON Jabar tahun 2016. “Kami pulang dengan dua medali perunggu, yang direbut oleh Irfan Tentonda di kelas 49 dan Nolfi Engkeng di kelas 52. Tentonda kalah di tangan petinju tuan rumah Ferdinad Kase. Engkeng kalah melawan Sunan Amoragam dari Maluku Utara. Itu masa-masa pahit bagi tinju Sulawesi Utara. Pada dua PON terakhir [Papua dan Aceh-Sumatera Utara] kami bangkit dengan membawa pulang dua medali emas dan tiga medali emas.”
Patrick Timbowo, seorang Aparatur Sipil Negara [ASN] Dikda Provinsi Sulawesi Utara, menjalani panggilan latihan bersama yang diadakan Perbati. Patrick mendampingi petinju Sulawesi Utara seperti; Israelah, Maria Manguntu, dan Exel Karimela. Ketiganya memiliki masa depan karier yang cemerlang.
Baca Juga
Advertisement
Selain pelatih Patrick Timbowo dan pelatih Marten Surati, di dalam latihan bersama terdapat juga pelatih Khamanit Narerak [Thailand], Hugo Gosseling [Jakarta Utara], David Kasidi Nasution alias Bayu Anggoro Siantarman [Jakarta Selatan], Erwin Tobing [Jakarta Timur], dan Husni Ray [Cibitung City].
Patrick Timbowo mengawasi latihan pagi yang diadakan Pengurus Besar Tinju Indonesia [Perbati] di Desa Parigi Mekar, Jawa Barat, [Foto: Ronde Aktual]
Baca Juga
Advertisement
Tentang Patrick Timbowo
Nama: Patrick Timbowo, S.Pd.
Tempat dan tanggal lahir: Manado, 4 Maret 1986.
Usia: 39 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Nama sasana ketika menjadi petinju: Pertisar Boxing Camp Manado.
Pekerjaan: ASN Dikda Provinsi Sulawesi Utara dan pelatih di Sario Boxing Camp Manado.
Prestasi dalam olahraga tinju amatir:
Baca Juga
Advertisement
- Medali perak Kejurnas Junior 1997.
- Medali emas Kejurnas Junior 2000.
- Medali perak Kejurnas Junior 2001.
- Medali emas Kejurnas Junior 2002.
- Mengikuti pelatnas jangka panjang di Jakarta 2002, era Ketua Umum Nono Sampono.
- Medali emas Kejurnas PPLP 2003.
- Medali perunggu Sarung Tinju Perak [STP] di Pelabuhan Ratu, Sukabumi 2004.
- Medali emas Piala Kapolda Sulut dan terpilih The Best Boxer.
“Sebagai pelatih, saya bercita-cita ingin melahirkan juara tinju bukan hanya tingkat Indonesia tetapi internasional dan olimpiade,” kata Patrick Timbowo, yang ikut mengantar tinju Sulawesi Utara merebut emas-perak-perunggu 3-2-2 dari Kejurnas Junior/Youth Sumatera Utara pada 2020.
Sejak Kejurnas Sumut, tidak ada lagi pertandingan Kejurnas sampai sekarang. Hilang selama hampir lima tahun.
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..