Siapa Pelatih Pelatnas SEA Games Thailand 2025?

INDRA DE SANTO TRIO PELATIH

Rondeaktual.com – SEA Games XXXIII/2025 tinggal tujuh bulan lagi. SEA Games akan dipusatkan di tiga kota di Thailand, mulai 9 Desember (pembukaan) hingga 20 Desember (penutupan).

Untuk menghadapi SEA Games, Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) tidak lagi ditangani oleh Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina). Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah mengeluarkan keanggotaan Pertina.

Bila Pelatnas SEA Games 2025 dibuka, tentu yang menjadi prioroitas adalah mereka yang menjadi juara Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Pematangsiantar, Sumatera Utara September 2025.

Advertisement

PON XXI 2024 adalah pertandingan tinju amatir terakhir. Sementara, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan Sarung Tinju Emas (STE), tidak dibekukan tetapi sudah lama tidak dipertandingkan karena alasan COVID-19 yang berkepanjangan.

Selama tiga tahun, Indonesia secara bersama-sama berjuang melawan COVID-19. Sejak Juni 2023, pemerintah secara resmi telah mencabut status pandemic.

Siapa Pelatih Pelatnas SEA Games?

Bila Pelatnas SEA Games benar-benar terwujud, lantas siapa pelatih yang akan menangani para atlet?

Advertisement

KOI atau badan tinju amatir baru yang akan terbentuk, tentu sudah memilih kriteria.

Bila mendatangkan pelatih luar, kemungkinan yang paling pas adalah pelatih asal Thailand, yang pernah tiga bulan menangani tim PON DKI. Implementasi ilmu kepelatihannya kepada atlet sangat populer.

Tetapi, pelatih asal Korea Selatan, yang sudah bertahun-tahun menangani tim PON Jawa Barat, patut diperhitungkan.

Advertisement

Bila mempertahankan efesiensi keuangan olahraga, maka harus berani melupakan pelatih asing.

Pelatih dalam negeri yang paling pantas diperhitungkan adalah Indra De Santo (PPOP DKI Jakarta), Hugo Gosseling (DKI Jakarta), Martin Surati (Kota Bekasi, Jawa Barat), Anharsyatua (Medan, Sumatera Utara), Dufry Masihor (Makassar, Sulawesi Selatan), dan masih banyak pilihan lainnya.

Sekarang tergantung kedekatan dan yang paling penting dari semua kriteria adalah jangan merekrut pelatih yang provokatif. Jangan ada pelatih yang suka merangsang atlet untuk berbuat rusuh, seperti menyerang orang atau mengepung wasit/hakim.

Advertisement

Tidak kalah penting adalah orang itu tidak merokok. Sebab nikotin yang menempel di tangan atau bahkan di mulut, dapat menggangu konsentrasi atlet.

Pelatih yang lebih berpengalaman atau mereka yang pernah menangani tim pelatnas, mungkin Kusdiyono (Kabupaten Bogor, Jawa Barat), Darman Hutauruk (Pekan Baru, Riau), Husni Ray (Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat), Erzon (Batam, Kepulauan Riau).

Semoga tinju Indonesia tidak dihapus dari SEA Games Thailand.

Advertisement