Rondeaktual.com – Matius Mandiangan (30 tahun, DKI Jakarta) sekarang menjadi satu-satunya petinju kelas ringan terlama. Sejak tahun 2008 bersama RE Boxing Minahasa Utara, ia bertanding di kelas ringan sampai sekarang, bahkan sampai PON XX/2020 Papua.
Petinju asal Sulawesi Utara ini sudah dua kali mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON).
PON XVIII/2012 Riau, Matius Mandiangan merebut medali emas kelas ringan untuk Sulawesi Utara, setelah dalam final mengalahkan Abniel Daniel (Nusa Tenggara Timur).
PON XIX/2016 Jawa Barat, Matius Mandiangan merebut medali perunggu kelas ringan untuk daerah DKI Jakarta. Dalam semifinal ia kalah kontroversial atas petinju tuan rumah Jawa Barat Grety Alfons.
PON XX/2020 Papua, Matius Mandiangan akan bertanding untuk DKI Jakarta di kelas ringan. Matius lolos melewati Pra PON Wilayah Tengah dan Wilayah Timur di Ternate Oktober lalu, setelah dalam final mengalahkan Orlando Limahelu (Sulawesi Utara).
Dari lima kali pertandingan resmi dan tiga kali pertandingan tidak resmi, Matius tidak selalu mengalahkan Orlando, mantan satu timnya di RE Boxing.
Tahun ini seharusnya Matius Mandiangan pulang ke kampung halamannya. “Saya tidak pulang. Ingin hidup di rantau saja,” katanya. Ia memilih tetap di Kampung Mekar Perigi, Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tempat seluruh petinju DKI Jakarta berlatih. Mereka juga tinggal di sana, di kamar-kamar yang disediakan oleh Ketua Pengprov Pertina DKI Jakarta, Hengky Silatang.
Tidak pulang ke kampung halaman, Matius Mandiangan dan beberapa petinju DKI lainnya, pergi ke Ciganjur, Jakarta Selatan, mengunjungi rumah Richard Engkeng, orang yang mendidik dan membesarkan mereka sejak masih anak-anak. Pertemuan berlangsung dalam suasana Natal, Rabu (25/12/2019).
Richard Engkeng melayani “anak-anak-nya” makan siang bersama. Para petinju didampingi dua pelatih; Hugo Gosseling dan Bayu Anggoro.
Setelah makan siang, Matius Mandiangan memanfaatkan susana Natal. Ia memetik gitar duduk di teras rumah di antara dua wanita; Novita Sinadia (juara kelas 54 kilogram Pra PON) dan Tasya Engkeng (putri Richard Engkeng). (ra/finon)