Rondeaktual.com
Indri Sambaimana, 33 tahun, merupakan mantan bintang tinju wanita Indonesia. Di awal karirnya yang sangat sensasionil, wanita kelahiran Halmahera Utara, Maluku Utara, 1 Juni 1990, ini menjadi salah satu yang terbaik untuk kelas 48 dan kelas 50 kilogram putri.
Indri, kidal, menjadi juara lokal, juara POR Maesa, juara Nasional, juara PON XVII/2008 Kalimantan Timur, medali perak SEA Games Laos.
“Dari hasil tinju, Indri bisa tinggal bersama keluarga di atas tanah pemberian Om Ichad (Richard Engkeng),” kata Sambaimana.
Ketika itu, RE Boxing Camp Minahasa Utara yang didirikan Richard Engkeng, memberikan tanah kosong bagi setiap petinjunya yang berhasil menjadi juara.
Tanah yang sama luasnya yang ditempati Sambaimana, juga diberikan kepada sejumlah petinju pelatnas yang sekarang bertanding membawa nama DKI Jakarta.
Menurut cerita Indri Sambaimana, tanah kosong pemberian Richard Engkeng, dibangun secara cicil, dari bonus atas prestasinya merebut medali emas PON dan medali perak SEA Games.
Banyak tokoh tinju Sulawesi Utara yang mendukung karir tinju Indri Sambaimana. Selain Richard Engkeng, masih ada mendiang Robby Sachlan–pelatih tinju bertangan emas dari Desa Watutumou, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sahclan menemukan bakat tinju yang ada pada diri Indri Sambaimana. Sachlan mengajari Sambaimana di atas tanah yang dikelilingi rafiah, tali berbahan plastik yang dibeli di warung pinggir jalan. Ring tradisional itu terletak persis di samping rumah Robby Sachlan.
Dari ring tali plastik itulah Sambaimana memulai perjalanan tinjunya yang hebat, yang dengan cepat meroket, dan cepat pula redup.
Sambaimana kerja keras dan merebut medali emas kelas 50 kilogram PON XVII/2008 Kalimantan Timur. Dalam final, Sambaimana mematahkan impian Hawaris (Jambi). Sementara, medali perunggu menjadi milik Defrianti Liatahi (Kalimantan Timur) dan Mariyam (Sulawesi Tengah).
Pada PON XVII, Sulawesi Utara merebut dua medali emas. Satu lagi dari tangan Bonyx Saweho, yang dalam final kelas terbang mengalahkan Julio Bria (Bali). Medali perunggu direbut Koko Suprapsilo (Sumatera Barat) dan Dastesa Moniaga (DKI Jakarta).
PELATIH DAN WASIT
Karir Indri Sambaimana sebagai petinju sudah habis. Sudah lama selesai. Wanita yang mudah tertawa ini bergeser sebagai pelatih dan wasit. Kelak, ia harus memilih; pelatih atau wasit.
Belum lama Sambaimana hadir di arena Pra PON I Makassar, 22 hingga 30 Juli 2023.
“Indri datang bukan sebagai atlet, tetapi untuk mengikuti ujian Hakim Nasional,” kata Sambaimana, yang sejak 2018 menjadi wasit/hakim Pertina Sulawesi Utara. “Indri sudah banyak memimpin pertadingan daerah. Setiap ada tinju di Sulawesi Utara, Indri tugas wasit atau hakim.” ujarnya.
Indri Sambaimana menghabiskan waktunya selama sebelas hari di Makassar, sebagai utusan Pengprov Pertina Sulawesi Utara. Seluruh biaya akomodasi termasuk uang saku dijamin oleh Pengprov Pertina Sulawesi Utara. Sementara, Indriyani Iswanto, yang juga mantan petinju dan ikut ujian Hakim Nasional, datang dengan uang sendiri. Bisa jadi, Indri Sambaimana memang spesial bagi Pengprov Pertina Sulut.
Di luar kepercayaan wasit/hakim yang diperolehnya, Sambaimana juga tercatat sebagai pelatih tinju wanita Pra PON Sulut.
Sambaimana menyebut Bonyx Saweho, sebagai orang yang banyak mengajarinya tentang ilmu kepelatihan.
“Indri datang ke Sario, sasana tinju Pak Bonyx punya. Di sana belajar, sampai dapat sertifikat pelatih, yang pengajarnya Pak Bonyx dan Pak Ferry Moniaga. Kalau wasit, ada Pak Franky Manossoh yang membimbing.”
“Kalau dipandang dari segi penghasilan, wasit lebih enak. Honor tinggi. Kalau sebagai pelatih, enaknya kita bisa antar atlet dan bantu naik ring. Lebih enak lagi ketika kita bisa mengantar atlet juara.”
Indri Sambaimana ikut tim Pelatda Sulut selama tiga bulan terakhir. “Pusat Pelatda di Sario, dekat Hall A, Sekretariat Pertina Sulut. Setiap hari Indri ada di sana. Tidur di asrama tinju. Setiap Sabtu boleh balik rumah (di Desa Watutumou, Kalawat, Minahasa Utara). Minggu malam sudah harus di Sario. Tidur di Pelatda Sulut.”
Sejak gabung tim Pelatda Sulut, Indri Sambaimana boleh tidak masuk kerja. “Sudah mendapat dispensasi. Indri boleh tidak masuk jam kerja.”
Latihan pagi mulai pukul 06.00 hingga 09.00. Disiapkan sarapan roti, telur, dan susu. Latihan sore mulai 15.00 hingga 18.00. Makan siang bersama nasi putih, ayam atau daging, ikan. Makan malam kombinasi ayam dengan ikan dan sup.
PRESTASI SAMBAIMANA
TAHUN 2004: Medali emas Ama Cup Makassar dan medali emas POR Maesa Jakarta.
TAHUN 2004 – Masuk pelatnas SEA Games 2005 Filipina. Pertina memulangkan Sambaimana untuk alasan umur belum cukup; masih usia 15.
TAHUN 2005 – Medali emas dari Kejuaraan Nasional wanita pertama di Medan. Di final, Sambaimana mengalahkan Wiwik Julianto (Kalimantan Timur). Sambaimana juga merebut medali perak POR Maesa di Bitung. Dalam final kalah di tangan Suzan Tuanakotta (Sulawesi Selatan).
TAHUN 2006 – Medali emas di Sangihe Talaud. Medali emas Kejurnas Kalimantan Tengah, dalam final mengalahkan Titing Hariyanti. Medali perak Piala Walikota Minahasa Utara, dalam final kalah melawan Veronica Nicolaas (DKI Jakarta).
TAHUN 2008 – Medali emas kelas 50 kilogram PON XVII Kalimantan Timur. Dalam final mengalahkan Hawaris dari Jambi. Sambaimana memperoleh bonus dari KONI Sulut Rp 50 juta dan tanah dari Richard Engkeng.
TAHUN 2008 – Tembus “delapan besar” Kejuaraan Dunia di Cina.
TAHUN 2009 – Medali perak SEA Games XXV/2009 Laos. Dalam final kelas terbang 51 kilogram, Sambaimana kalah di tangan petinju Filipina, Albania Annie. Perunggu direbut Somphone Keosila (Laos) dan Sopida Satumrum (Thailand).
Atas prestasi medali perak SEA Games, Sambaimana menerima bonus dari Pemerintah Rp 50 juta.
TAHUN 2010 – Medali perak kelas terbang Kejurnas Wanita Aceh. Dalam final kalah tidak bertanding melawan Irene Sasihiang (DKI Jakarta). Pertina kecolongan, karena pelanggaran baru terungkap setelah penimbangan pagi menjelang final. Untuk alasan kemanusian, Richard Engkeng selaku manajer, melarang Sambaimana naik ring.
Sejak Kejurnas Aceh, Sambaimana memilih keluar dari tinju. Hampir lima tahun istirahat tinju.
TAHUN 2015 – Medali emas Pra PON di Bengkalis, Riau, dalam final mengalahkan Hawaris dari Jambi.
TAHUN 2016 – Gagal medali PON XIX/2016 Jawa Barat, kalah di pertandingan “delapan besar” melawan Nur Bertha (Papua Barat).
“Dari tinju, Indri memperoleh bonus uang dan tanah serta pegawai Dispora Provinsi Sulawesi Utara. Kalau bukan lantaran tinju, kita mau dapat dari mana lagi?” katanya. “Awal kerja ditempatkan Bidang Kepegawaian, kemudian geser Bidang Kepemudaan. Sekarang masih stand by Bidang Keuangan.”
UCAPAN TERIMA KASIH INDRI SAMBAIMANA KEPADA:
1. Ketua Pengprov Pertina Sulut, Fransiscus Andi Silangen, SpB, KBD.
2. Ketua Komtek Pertina Sulut, Bonyx Saweho, SE.
3. Sekretaris Pengprov Pertina Sulut, Maikel Lukas, SE.
4. Ketua Wasit/Hakim Pengprov Pertina Sulut, Franky Manossoh.
5. Seluruh jajaran pengurus Pengprov Pertina Sulut.
“Terima kasih, telah support Indri masuk tim pelatih Pelatda Sulut dan mengikuti ujian Hakim Nasional melalui Pra PON I Makassar,” ujar Indri Sambaimana, ibu dari dua anak. (Finon Manullang)