Rondeaktual.com – Berikut adalah rangkuman berita duka tinju Indonesia sepanjang tahun 2025. Mereka mendahului kita untuk selama-lamanya. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggal diberi kekuatan iman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Sabtu, 6 Februari, Adrianus Djoro Uly Meninggal di Sabu Raijua
Turut berduka cita atas meninggalnya mantan petinju dan pelatih, Adrianus Djoro Uly, Sabtu, 6 Februari 2025. Ketua Pengprov Pertina NTT, Samuel Haning menjelaskan, Adrianus Djoro Uly adalah mantan petinju tingkat daerah, yang kemudian memberikan hidupnya sebagai pelatih. Tercatat sebagai Ketua Pelatih Tinju Sabu Raijua. “Kami mengenal almarhum sebagai pelatih daerah,” kata pelatih tinju amatir NTT, Jhon Banabera.
Baca Juga
Advertisement
7 Februari, Craig Christian, Serangan Jantung
Pelatih Chris John dan Daud Yordan, Craig Christian, 60 tahun, meninggal dunia di rumahnya di Wanneroo, Australia. Pelatih yang juga pernah menangani Daudy Bahari, dikabarkan mengalami serangan jantung saat tidur malam. Christian adalah warga negara Australia, kelahiran 6 Oktober 1964.
Sabtu, 24 Mei, Hasan Ambon, 6 Tahun Melawan Stroke
Baca Juga
Advertisement
Mantan juara Indonesia, Hasan Ambon meninggal dunia dalam usia 58 tahun, di Batu, Jawa Timur, Sabtu, 24 Mei 2025. Hasan Ambon, asal Maluku, diketahui sebagai petinju pro di sasana Dhory Boxing Malang. Hasan Ambon meninggal dunia setelah bertahun-tahun melawan sakit stroke yang dideritanya. Sakit yang tak kunjung sembuh menyerangnya setelah ia pensiun dari olahraga tinju, baik sebagai atlet maupun pelatih. Menurut petinju amatir Jawa Timur, Randy Ngabalin, paman kandungnya Hasan Ambon dirawat dan dijaga oleh keluarga di kediaman, Desa Temas, Kota Batu, Jawa Timur. Jenazah dimakankan di TPU Kelurahan Temas, Sabtu, 24 Mei, pukul 12.00 WIB.
Sabtu, 31 Mei, Promotor Hodlif Hun dan Utang di Masa Hidup
Baca Juga
Advertisement
Promotor tinju Hodlif Hun meninggal dunia dalam usia 54 tahun di sebuah rumah sakit, di Jakarta Pusat, Sabtu, 31 Mei 2025, pukul 12.00 WIB. Hodlif Hun kelahiran Niki-Niki, Nusa Tenggara Timur, 16 Mei 1971, berjuang melawan sakit yang dideritanya. “Gula tinggi dan sudah komplikasi,” kata keluarga. “Sudah dua kali menjalani amputasi].”
“Saya kena jantung,” kata Hodlif Hun, beberapa bulan sebelum kepergiannya yang menyedihkan. “Sudah tidak bisa lagi kerja keras. Tetapi, untuk tinju saya masih terus semangat. Saya masih punya utang, karena belum bisa menciptakan juara dunia.”
“Bikin tinju bukan uang sedikit,” katanya. “Saya pernah pinjam uang lima juta saja ke promotor [sambil menyebut nama] di halaman parkir TVRI, tapi ditolak.” Hodlif Hun terakhir menggelar pertandingan tinju di Halaman TVRI, Jakarta, Sabtu malam, 9 Maret 2024.
Baca Juga
Advertisement
Rabu, 4 Juni, Frans VB Meninggal di Jakarta
Petinju legendaris Frans van Bronckhorst meninggal dunia di rumah sakit di Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025. Frans VB lahir di Bandung, Jawa Barat, 2 April 1949, meninggal dunia dalam usia 76 tahun. Frans VB adalah seorang bintang tinju amatir di eranya, yang dikenal sebagai raja kelas welter Asia. Ia juga seorang pemegang medali emas PON. Sangat dihormati dan selalu rendah hati. Ia beberapa kali dipanggil untuk menjadi pelatih pelatnas, termasuk Pelatnas SEA Games Palembang 2011. Frans menoak karena jantungnya sudah mulai bermasalah.
Baca Juga
Advertisement
Senin, 9 Juni, Rusmin Kie Raha Meninggal di Jailolo
Mantan juara Indonesia dua kelas Rusmin Ayub alias Rusmin Kie Raha, 37 tahun, meninggal dunia di RSUD Jailolo, Almahera Barat, Maluku Utara, Senin, 9 Juni 2025. Rusmin Kie Raha meninggal dunia, setelah tiga hari koma akibat ditabrak truk di Jailolo. Di masa hidupnya, Rusmin pernah bertanding melawan Yohannis Yordan dua kali, Marton Tampubolon, Simson Butar-Butar, Maxi Nahak, Ledd Sabu, Irfan Ogar, Eddy Comaro, Darsim Nanggala, Beni Tamaela, John Ruba, Ilham Leoisa, Robert Kopa, dan masih banyak. Setelah pensiun tinju, Rusmin melanjutkan pendidikan sampai sarjana hukum. Sempat sebagai pengacara di Jakarta dan berhasil membela mantan juara Indonesia Ical Tobida yang ditahan di Polda Metro Jaya. Tahun terakhir, Rusmin yang pernah terkenal pada era tinju siaran langsung, memilih pulang ke Tertane. Ia bekerja di kantor pengacara sempai kepergiannya yang menyedihkan.
Minggu, 13 Juli, Raja Amas Siregar Meninggal di Medan
Baca Juga
Advertisement
Mantan petinju amatir Sumatera Utara yang terkenal, Raja Amas Siregar meninggal dunia karena sakit di Medan, 13 Juli 2025, dalam usia 53 tahun. Raja Amar Siregar adalah kelahiran 17 Juli 1972. Ia dilatih oleh orangtuanya sendiri, Paruhum Siregar, yang juga mengantar anak-anaknya menjadi petinju top Sumatera Utara seperti; Sony Siregar, Liston Siregar, Muda Siregar, Damanhur Siregar, dan Sutan Siregar.
Akhir Juli, H. Freddy Simanggunsong Meninggal di Sumut
Mantan Ketua Pertina Sumatera Utara, H. Freddy Simangunsong telah meninggal dunia menjelang akhir Juli 2025. Freddy Simangunsong adalah mantan petinju amatir kelas bulu dan pernah terpilih Ketua Pertina Sumatera Utara. Almarhum datang dari keluarga tinju dan istrinya adalah wasit tinju wanita pertama. Tiga adik Freddy adalah petinju amatir Sumatera Utara yang terkenal; Johny Simangunsong, Hendrik Simangunson [juara PON dan juara Asia kelas menengah ringan], Franklyn Simangunsong [almarhum, juara PON kelas welter].
Baca Juga
Advertisement
Sabtu, 1 November, Frederikha Unwaru Norimarna Meninggal di Ambon
Promotor tinju asal Surabaya dan Ketua Asosiasi Petinju Indonesia, Nouke Norimarna berduka atas kepergian mama tersayang untuk selama-lamanya. Ibunda Nouke Norimarna, Frederikha Unwaru Norimarna lahir di Ambon, Maluku, 30 Oktober 1929, meninggal dunia dalam usia 96 tahun di Ambon, 1 November 2025. Jenazah telah dimakamkan di samping rumah kediaman di Benteng Atas, Ambon, Minggu, 2 November 2025.
Baca Juga
Advertisement
Senin, 17 November, Wongso Suseno, Legenda Tinju Jawa Timur
Sedih mengabarkan berita duka atas meninggalnya legenda tinju Jawa Timur, Wongso Suseno dalam usia 80 tahun. Wongso Suseno lahir di Malang, Jawa Timur, 17 November 1945, bernama Wong Kok Sen. Meninggal dunia di Malang, 17 November 2025, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-80. Di masa hidupnya, Wongso Suseno merebut medali emas kelas welter ringan PON VII/1969 Surabaya. Setelah PON, Wongso Suseno terjun sebagai petinju profesional dan menjadi petinju Indonesia pertama merebut gelar Asia. Wongso Suseno mengalahkan juara OBF [kemudian menjadi OPBF] asal Korea Selatan, Chang-kil Lee melalui pertandingan panjang 12 ronde di Senayan, Jakarta, 28 Juli 1975. Jenazah dikremasi di Krematorium Desa Junrejo, Batu, Jawa Timur, Sabtu, 22 22 November 2025.
Rabu, 10 Desember, Robert Firdaus Meninggal di Jakarta
Baca Juga
Advertisement
Mantan petinju amatir dan pendiri sasana Bima Sarinah Boxing Tanah Abang, Jakarta Pusat, Robert Firdaus, meninggal dunia akibat sakit di Jakarta, Rabu, 10 Desember 2025. Sasana tinju almarhum terbilang besar dan lengkap. Menangani anak-anak yang masih sekolah. Dua anak Robert Firdaus, putra dan putri, menjadi petinju amatir yang berprestasi.
Rabu, 31 Desember, Selamat Jalan Ibunda Mosin
Persis di pengujung tahun, ibunda mantan petinju Jember, Jawa Timur, Mosin Mukhsin meninggal dunia di Jember, Rabu, 31 Desember 2025. “Selamat jalan Ibukku, semoga diterima di sisi-NYA,” tulis mantan petinju kelas ringan yunior Mosin dalam WAG mantan petinju. Ibunya bernama Kerok adalah kelahiran 1 Januari 1958. ‘”Ibuk meninggal karena sakit tua. Tidak ke rumah sakit,” kata Mosin, yang pernah merebut sabuk Bupati Probolinggo. Ketua API Jatim, Nouke Norimarna, menyampaikan turut berduka cita yang mendalam dan sudah membuka donasi. *
Baca Juga
Advertisement