Setelah Ellyas Pical, Lahir 8 Juara Dunia dari Indonesia

ELLYAS PICAL 9 JUARA DUNIA

Rondeaktual.com – Kalau dihitung sejak Komisi Tinju Indonesia lahir pada tahun 1971, maka usia tinju pro sudah 54 tahun.

Sepanjang 54 tahun, tinju pro telah menghasilkan sembilan juara dunia. Setelah Ellyas Pical juara dunia, lahir delapan juara dunia dari versi yang berbeda-beda. Gelar juara dunia terlalu banyak; WBA, WBC, IBF, WBO, WBF, IBO, WBU, UBC, IBA.

Memang agak kontroversial pandangan penggemar terhadap banyaknya badan tinju dunia.

Advertisement

Daftar Juara Dunia dari Indonesia

Ellyas Pical, Sasana Garuda Jaya Jakarta.

  • Penggemar sudah tahu ya, bahwa Ellyas Pical adalah pria kidal. Beliau kelahiran Ulath, Saparua, Maluku, 24 Maret 1957.

Dalam sejarah tinju, Ellyas Pical tercatat sebagai petinju Indonesia pertama yang menjadi juara dunia. Elly, panggilan akrabnya, melalui long hook kiri tunggal mendarat telak menjatuhkan juara IBF kelas bantam yunior asal Korea Selatan, Ju Do Chun pada ronde 8 dari 15 ronde yang direncanakan di gedung tua Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 1985.

Perlu juga untuk diketahui, Ellyas Pical menjadi juara dunia pada usia 28 tahun kurang 40 hari dan pernah sekali kalah. Jadi, bila seseorang baru memulai tinju pro pada usia 25 tahun, tidak usah kecil hati dan tetap semangat. Harapan menjadi juara dunia seperti Ellyas Pical terbuka.

Advertisement

Nico Thomas, Sasana Tonsco Jakarta.

  • Nico Thomas dan Ellyas Pical adalah “betis” alias beda-beda tipis. Nico-Elly sama-sama datang dari amatir. Sama-sama kidal. Sama-sama pemegang medali emas Piala Presiden RI (Elly emas kelas terbang 1980 dan 1981, Nico emas kelas mini 1986).

Nico Thomas  menjadi juara dunia IBF kelas terbang mini, setelah menang angka dalam tanding ulang langsung melawan juara kidal asal Thailand, Mahasamuth Sithnaruepol di Gelora Bung Karno, Jakarta, 17 Juni 1989.

Suwito Lagola, Sasana Pahlawan Binjai, Sumatera Utara.

Advertisement

  • Suwito Lagola merebut gelar lowong Federasi Tinju Dunia (WBF) kelas welter, setelah menghentikan perlawanan William Magahin pada ronde ketujuh, yang berlangsung di Medan, 21 Oktober 1995.

World Boxing Federation berdiri pada tahun 1988 di Tenessee, Amerika Serikat. WBF masuk Indonesia melalui Willy Lasut. Di era itu Willy Lasut sangat terkenal karena paling sering membawa petinju Indonesia bertanding ke luar negeri, sebagai agen tinju.

Ajib Albarado, Sasana Sawunggaling Surabaya, sekarang menetap di Jepang.

  • Hampir semua petinju pro mengenal nama Ajib Albarado. Ia cenderung menghabisi lawan dengan cara brutal. Tidak satu saja petinju Indonesia patah rahang patah rusuk kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ajib Albarado, KO King dari Sawunggaling Surabaya, merebut gelar lowong WBF kelas welter yunior melalui kemenangan angka melawan Dindo Canoy (Filipina). Pertandingan dua belas ronde di Jakarta, Kamis, 28 Maret 1996.

Advertisement

Chris John, Sasana Buana Semarang bersama pelatih H. Sutan Rambing.

  • Chris John mulanya merebut gelar lowong interim WBA kelas bulu, setelah menang spilt dua belas ronde melawan southpaw Oscar Leon (Kolombia) di Bali, 26 September 2003.

Kejuaraan itu merupakan hadiah bagi Indonesia sebagai tuan rumah Konvesi ke-82 WBA di Bali, yang diikuti 71 negara. WBA membuka jalan bagi setiap tuan rumah konvensi untuk menggelar kejuaraan dunia interim.

Mohamad Rachmad, Sasana Akas Probolinggo.

Advertisement

  • Rachman pertama kali menjadi juara dunia IBF kelas terbang mini setelah mengalahkan juara asal Kolombia, Daniel Reyes di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14 September 2004.

Pada usia 39 tahun, Rachman secara tidak disangka-sangka berhasil merebut gelar WBA kelas minimum, memukul KO ronde kesembilan petinju tuan rumah Ekkawit Songnui (Thailand) di Bangkok, 19 April 2011.

Daud Yordan, Kalimantan Barat.

  • Daud merebut gelar lowong IBO kelas bulu melalui KO ronde ketiga atas southpaw Lorenzo Villanueva (Filipina), di Marina Bay Sands Hotel, Singapura, 5 Mei 2012.

Tibo Monabesa, Sasana Armin Tangerang.

Advertisement

  • Kidal Tibo Monabesa merebut gelar lowong IBO light flyweight melalui dua belas ronde melawan Omari Kimweri (Australia), di GOR Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur, 7 Juli 2019.

Tibo tidak pernah mempertahankan gelarnya, yang lepas tanpa bertanding.

Ongen Saknosiwi, Sasana Dirgantara Jakarta.

  • Prajurit TNI AU Ongen Saknosiwi merebut gelar lowong IBA featherweight melalui unanimous decision dua belas ronde melawan Marco Demecillo (Filipina) di Kota Batu, Minggu siang, 17 November 2019.

Sumber dari buku “Perjalanan Tinju Indonesia” edisi tahun 2023.

Advertisement