Rondeaktual.com
Mantan petinju top amatir dan profesional Azaddin Anhar, 60 tahun, sekarang lebih sering tinggal di Kampung Cisauk, Tangerang, Banten. Untuk bisa ke Cisauk, Azaddin sering menggunakan kereta api dari Bekasi menuju Tanah Abang kemudian ke Cisauk, Tangerang.
“Saya sudah empat bulan di Kampung Cisauk, mengurus kebun pisang,” kata Azaddin Anhar, sarjana muda/D3 Akademi Maritim Indonesia, dihubungi Senin, 10 April 2023, malam.
Sementara, istri Azaddin tetap di rumah mengurus usaha warung dan kontrakan beberapa pintu di daerah Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Tidak hanya pisang yang tumbuh subur di kebon luas yang dijaganya. “Di sini ada pisang gepok dan pisang tanduk. Orang datang beli pisang dengan harga murah. Pisang tanduk hanya seribu perak. Di sini harga pisang jatuh, karena hampir setiap rumah memiliki kebon pisang sendiri,” Azaddin menjelaskan.
Kebon yang dijaga Azaddin adalah milik penggemar tinju, yang dikenalnya ketika berlatih di Amerika Serikat untuk persiapan kejuaraan IBF melawan Jum Hwan Choi dari Korea Selatan, tahun 1987.
Selain pisang, ada jengkol, keladi, duren, nangka, papaya. Setiap hari Azaddin mengurus pohon yang layu.
“Kalau tidak kuat, istirahat. Bulan lalu angin kencang datang menumbangkan puluhan pohon pisang. Saya harus cari tenaga dari luar. Bayar harian Rp 125.000. Selama satu bulan selesai dibersihkan.”
Di sana, Azaddin berstatus karyawan. “Setiap bulan ada gaji. THR sudah cair dan sudah habis saya bagi-bagi. Di usia tua seperti sekarang, kalau kita pegang uang harus rela membantu.”
Menurut Azaddin, sahabatannya seorang pelatih tinju bernama Marthen Lontoh sudah pernah datang ke Kampung Cisauk. “Tengok-tengok, siapa tahu cocok membuka tempat latihan tinju. Sekarang, orang-orang sedang ketagihan latihan tinju dan bayar. Banyak pelatih member dan hidup dari melatih. Kalau ada modal, saya mau buka sasana tinju. Nanti boleh cari pelatih.”
Azaddin pernah merebut medali perak PON XI/1981 Jakarta dan merebut gelar tinju profesional IBF Intercontinental light flyweight. Azaddin salah satu dari tiga petinju Indonesia yang pernah merebut medali emas di Italia, pada 1981.
Pada final kelas terbang ringan (sering disebut kelas layang) 48 kilogram Pekan Olahraga Nasional (PON) X/1981 Jakarta, Azaddin merebut medali perak. Di final kalah melawan Herry maitimu.
Setelah PON X, Azaddin masih bertanding sampai tahun 1985.
“Pada tahun 1985, untuk pertama kali saya bertanding sebagai profesional. Promotor Boy Bolang mencari lawan saya dari Garuda Jaya, seorang fighter bernama Bristol Simangunsong. Saya menang.”
Di tinju profesional, Azaddin dua kali menjadi juara Indonesia dan sekali juara IBF Continental.
Setelah pensiun dari tinju, Azaddin mencoba sebagai pelatih. Di Cisauk, ia mencoba memberikan pelatihan dasar tinju kepada anak usia lima tahun. “Saya latih yang ringan-ringan saja. Saya suruh jab-jab, supaya terbiasa dengan olahraga tinju.”
KARIR TINJU AMATIR AZADDIN ANHAR
NAMA
Azaddin Anhar.
LAHIR
Banda Aceh, 5 April 1963.
DOMISILI
Bantar Gebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
TAHUN 1980
Medali perak kelas 48 Pra PON Ujungpandang. Final, kalah melawan Herry Maitimu.
TAHUN 1981
Medali perunggu kelas 48 Piala Presiden RI ke-4 Jakarta.
TAHUN 1981
Medali emas kelas 48 kategori yunior turnamen internasional di Italia. Semifinal, mengalahkan petinju Italia. Final, mengalahkan petinju Hungaria.
TAHUN 1981
Medali perak kelas 48 PON X/1985 Jakarta. Final, kalah melawan Herry Maitimu.
TAHUN 1982
Medali perak kelas 48 Piala Asahan, kalah melawan Herry Maitimu.
TAHUN 1982
Medali emas kelas 48 Kejurnas Semarang. Semifinal, mengalahkan Johni Asadoma. Final, mengalahkan Agus Souisa.
TAHUN 1983
Medali perunggu kelas 48 Kejurnas Surabaya. Semifinal, kalah melawan Herry Maitimu.