Rondeaktual.com
Rabowo Surya, 26 tahun, tercatat sebagai pelatih tinju termuda.
Rondeaktual.com sengaja menyumpainya ketika berlangsung pertandingan tinju amatir di Kota Tua, Jakarta, Minggu 25 September 2022.
Rabowo tidak sendiri. Dia didampingi matchmaker internasional Hendra Julio, dan petinjunya yang hendak bertanding.
Pada usia 19, Robowo sudah memutuskan hidup sebagai pelatih member di House of Boxing (HOB), Pluit Timur, Blok H Utara, Nomor 1-3, Jakarta Utara.
HOB, milik Rabowo, sudah ada sejak tujuh tahun silam. Sekarang ditangani pelatih Rabowo, raja tato Celsius Rumlus, Diaz Vertidaz, dan Rahiman.
HOB membuka kesempatan bagi siapa saja. Ada yang memilih sebagai petinju member dan ada yang ikut pertandingan resmi, yang diselenggarakan oleh Pertin.
HOB membina boxing dan fitness, dengan fasilitas dua ring tanam dan perlengkapan terbaru.
Pada pertandingan terakhir di Kota Tua, Rabowo mendaftarkan dua atlet HOB atas nama Howard Kusumo kelas berat ringan dan Garin kelas welter.
Hasil pertandingan sangat memuaskan. Bangga dan tetap rendah hati. Howard Kusumo –juga raja seni tato—dua kali menggoyahkan lawan dan dua kali dihitung wasit. Howard menang angka mutlak atas Valiantoro dari Showdown Boxing.
Di kelas welter, Garin tampil in fight dan menang KO pada ronde kedua atas Barik Al Farouq dari Maco Jakarta Barat.
Bagi Rabowo, tidak mudah untuk menjadi pelatih. Dia juga harus bisa menekan emosi ketika petinjunya dikalahkan secara kontroversial dan itu sangat menyakitkan.
Selain menangani Howard Kusumo dan Garin, Rabowo juga menangani Jonathan Salim, yang menang KO ronde kedua atas Valiantoro di Piala Kapolda, Kemayoran, 3 September 2022.
Sebelum terjun sebagai pelatih, Rabowo Surya yang tingginya 175 sentimeter, pernah belajar tinju bersama sejumlah pelatih member terkenal seperti Hendra Julio, Eli Pangaribuan, Erick Diaz Siregar.
Rabowo tidak sempat naik ring. Dia sering latih tanding dengan sejumlah petinju penyandang gelar juara seperti Roy Manihuruk, Wellem Reyk, Rusmin Kairaha, dan masih banyak.
“Saya latihan tinju sejak usia 12 tahun, namun pada umur 16 mengetahui kesehataan tidak memungkinkan untuk bertinju profesional. Untuk menyalurkan cinta terhadap olahraga tinju, pada usia 19 tahun, saya memiliki kesempataan membuka sasana tinju bernama Houseofboxing atau disebut orang Hob,” kata Rabowo.
Menurut pengakuannya sendiri, Rabowo bukan keturunan keluarga olahraga. “Awal buka Hob hanya sebagai pemilik gym. Namun tidak sangka, menemukan passion sebagai pelatih dan sekarang full time coach. Tiap hari mengurus tinju. Sangat menyenangkan.”
“Tidak semua di Houseofboxing adalah atlet. Kami juga melatih member yang ingin menjadikan boxing sebagai lifestyle. Kita kerja dengan hati dan percaya jika kita mencintai pekerjaan kita, hasilnya akan baik pula,” kata Rabowo, pria ramah dan bersahabat.
“Houseofboxing telah berhasil membuat orang yang tadi tidak suka olahraga menjadi sangat sehat dan aktif berolahraga walau bukan sebagai atlet. Kami memberi anak-anak muda kesempataan untuk belajar tentang kehidupan melalui olahraga tinju. Memberi contoh akan pentingnya passion dan juga membuka lapangan pekerjaan untuk para pelatih.”
Rabowo menuturkan, tidak sangka para member Hob seperti Jonathan Salim, Garin, Howard Kusumo, dan Eric Wei, tertarik berkompetisi di ring amatir. Itu prestasi dan semua mengalir dengan waktu.
“Makna houseofboxing buat saya sangat dalam. Bagi saya, Hob seperti sebuah keajaiban. Saya bukan anak seorang olahragawan. Keluarga semua rata-rata wiraswasta. Namun Hob memberi saya kesempataan untuk bekerja di bidang seni olahraga. Tidak pernah terbayangkan. Hob memberikan saya perspective bahwa kita bisa bekerja sesuai passion dan membawakan hasil yang baik,” kata Rabowo. Kata-katanya baik.