Rondeaktual.com
Masih ingat dengan southpaw Gill Roberto Santos? Lelaki asal Timor Timur (sekarang negara Timor Leste) itu adalah mantan juara Indonesia kelas ringan yunior.
Gill lahir di Dili, 13 November 1968, dengan nama Gil dos Santos Isaac. Gill, 52 tahun dan tinggi 177 sentimeter, memiliki bakat tinju yang bagus dan cerdas. Pukulan kidalnya banyak melahirkan KO. Gill mengalahkan Mudafar Dano (Pirih Surabaya) untuk menjadi juara Indonesia, di Surabaya 1991. Gill kalah melawan southpaw Cheppy Holman (Red Cobra Bandung) dan kehilangan gelar, di Surabaya 1992.
Gill sekarang menjadi pengurus tinju amatir di Timor Leste. Pria tangan kidal ini menjabat sebagai Ketua Komisi Teknik Timor Leste National Boxing Federatioan (ETABOF).
“Kami sedang mempersiapkan HUT AIBA. Menyiapkan banner untuk memperkenalkan petinju masa lalu. Dipasang di Gedung Pemuda dan Olahraga di Dili,” katanya.
AIBA adalah singkatan dari Association Internationale de Boxe Amateur, yang berdiri di Antwerp, Belgia, 24 Agustus 1920, bernama Federation Internationale de Boxe Amateur (FIBA), yang pada 1946 menjadi AIBA.
Gill terakhir membawa petinju Timor Leste ke SEA Games Filipina 2019. “Tahun ini agak menurun karena COVOD-19, tapi tetap menangani petinju. Di sini banyak bakat tinju. Seperti dulu waktu kami merantau ke Jawa dan menjadi juara. Ini butuh waktu. Tidak cukup satu-dua tahun. Saya menunggu hampir sepuluh tahun baru bisa juara Indonesia. Kalau petinju dilatih lima sampai sepuluh tahun, saya yakin Timor Leste pasti punya juara. Kalau dilatih setahun terus mengharap juara, itu mimpi,” kata Gill Roberto Santos saat berbicara dengan Rondeaktual.com melalui telepon miliknya, Senin, 16 Agustus 2021.
Pada 1984, Gill bersama Manuel Duran datang ke Malang, Jawa Timur. Keduanya dibawa oleh FK Sidabalok, yang di tahun itu menjabat di Kodim di Ainaro.
Di Malang, Gill dan Manuel tinggal di Batu, di rumah Eddy, sahabat Sidabalok.
Sidabalok pensiun dengan pangkat Kolonel (CHB) dan meninggal dunia pada usia 70 di Bandung, tiga tahun yang silam.
Nama tengah Gill diambil dari nama petinju besar Panama, Roberto Duran, yang pernah menjadi juara dunia di empat kelas dan bersaing dengan legenda tinju lainnya Sugar Ray Leonard serta Thomas Hearns. Roberto ditambahkan ke nama Gill. Sementara, Duran ditambahkan ke nama Manuel.
Ketika Gill naik ring bernama Gill Roberto Santos dan Manuel Duran. Gill sampai juara Indonesia kelas ringan yunior dan Manuel berhenti di peringkat tengah kelas terbang. Nama tambahan Roberto dan Duran diberikan oleh seorang wartawan.
Gill lahir di Dili, 13 November 1968, dengan nama Gil dos Santos Isaac.
“Saya sudah tidak tahu di mana Manuel berada. Sudah 30 tahun tidak ada kontak,” Gill menjelaskan.
Gill pernah ditangani pelatih besar seperti; Setiyadi Laksono (Sawunggaling Surabaya), Abu Dhory (Dhory Gim Malang), Daniel Bahari (Cakti Bali).
“Saya menjadi juara Indonesia sesudah berlatih di Cakti Bali bersama pelatih Bapak Daniel Bahari. Tak lama setelah kehilangan gelar, saya berpikir untuk kembali ke Timor Timur dan sekarang sudah menjadi negara Timor Leste,” kata Gill, ayah dari enak anak.
Sejak kembali ke Dili, Gill pernah terikat kontrak kerja di organisasi dunia kemanusiaan. “Kontraknya sudah habis dan sudah tidak kerja. Saya fokus latih petinju-petinju muda. Selain itu saya sudah mulai kuliah lagi. Itu kegiatan saya di Dili,” katanya.
Gill kuliah di Universiade da Paz, Dili, mata kuliah hukum konstitusional. “Sekolah saya sempat berantakan. Sambung menyambung. Waktu tinggal di rumah Pak Eddy di Batu, saya menyelesaikan SMP. Kemudian saya teruskan sampai selasai SMA di Bali, setelah pindah ke Cakti Bali bersama Pak Daniel Bahari,” Gill menjelaskan.
Kata Gill, sekarang sedang menghadapi COVID-19 dan telah menghentikan berbagai kegiatan. ”Kalau ke mana-mana, saya memakai masker. Di sini belum separah apa yang terjadi di Jawa.”
Ditanya siapa saja petinju yang pernah dihadapinya, Gill menjawab sudah lupa. “Maklumlah namanya juga petinju. Banyak kena pukul, jadi lupa, he he he” Gill tertawa kemudian menyebut nama-nama lawannya antara lain: Tosiro Ortega (Garuda Jaya), Marthen Kasangke (Tonsco Jakarta), Sambung (Raung Jember), Pulo Sugar Ray (Taman Tirta Surabaya), Rudy Haryanto (Gumitir Jember).
Gill pernah dikontrak promotor Boy Bolang untuk menghadapi Aaron Lopez (Amerika Serikat). Gill berhasil menang KO ronde 6 atas Lopez, yang berlangsung di Landmark Convention Hall, Jalan Braga, Bandung, 14 Desember 1991.
Pertandingan nyaris batal, kalau saja A Seng tidak datang menyelamatkan Boy Bolang. Seluruh bayaran petinju Indonesia dan petinju Thailand menjadi tanggung jawab A Seng. Honor petinju Meksiko dan Amerika Serikat tetap menjadi urusan Boy Bolang.
Pertandingan sepi penonton. Panitia tidak mau menjual tiket masuk, setelah terjadi pertengkaran dengan Boy Bolang.
Menjelang pertandingan, panitia langsung menyingkirkan piring dan gelas yang sudah tersedia di atas meja. Pertandingan internasional itu seharusnya menyediakan makan malam.
Sepertinya Boy Bolang sengaja dipotong di tengah jalan. (finon manullang / foto milik gill roberto santos)