Rondeaktual.com – Medali emas kelas ringan Sarung Tinju Emas (STE) di Medan, Sumatera Utara, tahun 2014, menjadi sangat spesial sepanjang hidup Sherly Yusinta, 30 tahun.
Prestasi tersebut membawa Sherly Yusinta masuk tentara. Sherly menjadi wanita angkatan udara (Wara) pertama dari cabang olahraga tinju.
“Seingat aku, pertandingan STE itu di tempat terbuka di Lapangan Benteng, Medan. Pas sudah juara, aku ditawari masuk tentara. Senangnya bukan main. Aku terima. Aku wajib mengikuti berbagai tes,” kata Sherly, kemudian berterima kasih kepada Kol (Sus) Siswanta, yang mengajaknya masuk tentara. Siswanta, ketika itu, menjabat manajer Dirgantara Boxing Camp, Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta. Sherly juga merasa sangat senang dan bangga mendapat support besar dari Kol (Sus) Daryl Kaesorry dan pembina tinju lainnya serta para pelatih di Dirgantara Boxing Camp.
Tidak mudah menjadi wara. Sherly melaluinya dari jalur prestasi. Wanita ijazah SMA 5 Negeri Tegal ini wajib mengikuti berbagai tes. Menjalani pendidikan selama lima bulan di Yogyakarta. Ikut kejuruan tiga bulan di Bogor.
Sherly Yusinta menjalani Upacara Pelantikan Penutupan Pendidikan (Tupdik) di Kaliurang, Yogyakarta, 31 Oktober 2014, dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
Setelah Tupdik, Sherly masuk Skadik 501 Atang Sanjaya, Bogor.
Sekarang atau beberapa waktu yang lalu, Sherly Yusinta telah menjalani kenaikan pangkat menjadi Sersan Satu (Sertu). Sherly bertugas di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta. Di sana, di Dirgantara Boxing Camp, Sherly berlatih tinju.
Sejak Sherly masuk tentara, beberapa petinju lainnya dari berbagai provinsi mengikuti jejak Sherly.
5 WARA DIRGANTARA BOXING CAMP MABES TNI AU
1. Sertu Wara Sherly Yusinta, Jawa Tengah.
2. Serda Wara Rani Balu (Nusa Tenggara Timur).
3. Serda Wara Fitra Fanny, Sulawesi Tengah.
4. Serda Wara Alfionita Manopo, Jawa Barat.
5. Serda Wara Vika Yovita, Kepulauan Riau.
PON TERAKHIR
“Untuk PON Papua, saya bertanding membawa daerah Jawa Tengah,” ujar wanita 30 tahun ini. Sherly lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah, 13 September 1990.
Pekan Olahaga Nasional (PON) XX Papua sudah dekat. Tinggal 7 bulan lagi. Sherly akan bertanding di kelas ringan.
“Saya ingin merebut medali emas PON Papua. Ini tidak mudah, sebab kekuatan tinju sudah merata. Tidak hanya tuan rumah Papua, tetapi daerah lain juga pasti targetnya medali emas,” kata Sherly Yusinta, beberapa hari yang lalu di pinggir ring final Seleksi Pelatnas SEA Games 2021, yang berlangsung di Dirgantara Boxing Camp, Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta, Minggu, 28 Maret 2021.
“Kemungkin inilah PON terakhir bagi saya,” Sherly menambahkan. “Saya akan bermain semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik untuk Pengprov Pertina Jawa Tengah dan TNI AU.”
Selama pandemic COVID-19, Sherly Yusinta tetap patuh melaksanakan protocol kesehatan.
“Saya tetap latihan. Tetap menjaga kesehatan. Tetap menjalankan program latihan yang datang dari pelatih. Sekali lagi, karena ini mungkin PON terakhir bagi saya, maka saya harus siap habis-habisan untuk memenangkan medali emas.”
Teknik bertinju yang dimiliki Sherly Yusinta sudah cukup matang. Ia salah satu yang paling panjang pengalaman ringnya, Memiliki serangan jab-straight sangat cepat. Dia terbilang seorang petinju yang cukup berani melakukan jual-beli pukulan. Kalau ada yang kurang, barangkali staminya harus digenjot lagi.
Menghadapi PON XX/2021 Papua, Pengprov Pertina Jawa Tengah telah menyusun tim, yang terdiri dari empat atlet (tiga lolos PON), dua pelatih, dan satu manajer.
TIM PON JATENG
1. Aisyah Al-Jufri, kelas terbang 51 kilogram.
2. Sherly Yusinta, kelas ringan 60 kilogram.
3. Mihayatul Maula, kelas ringan 60 kilogram.
4. Willi Boy Riripoi, kelas berat 91 kilogram.
5. Rivo Rengkung, pelatih.
6. Puspa Aprilia, pelatih.
7. Soedjatmiko, manajer.
MEDALI SHERLY YUSINTA, ANTARA LAIN:
Emas Porda Jateng, Salatiga, 2014.
Emas STE, Medan 2014, dalam final mengalahkan petinju Papua.
Emas Kejurnas Elite, Lahat 2015.
Perak Piala Wapres RI, Jambi 2015, dalam final kalah melawan Magdalena Kambayong (Papua).
Perunggu Pra PON 2015, semifinal kalah dari Huswatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat).
Perak Piala Gubernur Maluku, Ambon 2015, dalam final kalah melawan Huswatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat).
Emas Piala Kasau, Jakarta 2016, mengalahkan Falia dari Bekasi.
Emas Piala Kasau, Jakarta, 2017, mengalahkan Vika Yovita dari Kepulauan Riau.
Perunggu STE XXXIII/2015, Bogor, semifinal kalah melawan Huswatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat).
Emas Piala Haornas, Bajarnegara, 2016.
Emas STE XXXIV/2017 Kabupaten Bogor, dalam final mengalahkan Vika Yovita (Kepulauan Riau).
Perak Pra PON Bogor 2019, dalam final kalah undur (unfit) melawan Luh Yuliani (Kalimantan Tengah).
9 PESERTA KELAS RINGAN PUTRI PON XX/2021 PAPUA:
1. Erniati Ngongo (Nusa Tenggara Timur).
2. Gracia Kaihatu (Jawa Barat).
3. Adela Urbinas (Papua Barat).
4. Huswatun Hasanah (Nusa Tenggara Barat).
5. Ananda Ariyani (Lampung).
6. Meiji Silalahi (Riau).
7. Luh Yuliani (Kalimantan Tengah).
8. Serly Yusinta (Jawa Tengah).
9. Tuan rumah Papua.
Dari sembilan petinju putri yang akan bertanding dalam PON XX/2021 Papua, semua adalah petinju yang mengikuti Pra PON di Ternate, Bengkulu, dan Bogor. Hanya tuan rumah yang tidak mengikuti pertandingan Pra PON. (finon)