Rondeaktual.com
Paul Roger Bouway, 42 tahun, adalah seorang mantan juara Indonesia kelas terbang mini versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI). Roger merebut gelar juaranya setelah menghentikan perlawanan Rahwono di Jakarta, pada November 2002.
“Saya terakhir naik ring di RCTI Jakarta, kalah melawan Ali Rohmad (Sawunggaling Surabaya) dalam kejuaraan Indonesia super flyweight. Saya naik sampai tiga kelas. Saya kalah dan saya memilih untuk menggantung sarung tinju. Sejak kekalahan itu, saya tidak pernah lagi berurusan dengan tinju. Berhenti total.” Pertandingan Roger-Ali Rohmad terjadi pada bulan November 2005.
Mengaku sudah jauh dari segala urusan tinju, tetapi Roger selalu mengingat orang-orang yang dianggapnya telah berbuat baik untuk kemajuan karir tinju profesionalnya. Roger juga mencari nomor personal para mantan petinju, yang dipergunakannya untuk komunikasi menjali silaturahmi agar tidak putus.
Paul Roger sekarang sedang berada di Canggu, sebuah kecamatan di Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. “Saya sudah lebih enam bulan di Bali. Saya tinggal di Canggu, tak jauh dari Tanah Lot.”
Roger menjalankan pekerjaannya dengan baik dan sepertinya mencapai keberhasilan. Ia bisa menikmati hidup dengan enjoy.
Roger berasal dari Sorong. Ada silsilah dari Papua Nugini. “Saya dari Sorong. Saya berlatih sendiri di Sorong. Saya pergi ke Jakarta untuk menghadapi pertandingan dan itu bukan jalan yang mudah. Saya telah melewati berbagai rintangan dan saya pikir begitulah hidup. Tuhan membawa saya ke Bali dan saya nikmati saja.”
Pada awal karirnya, Roger berlatih di daerahnya di Sorong. Ia ingin karir tinjunya bisa berkembang dan pergi ke Makassar. Dari Makassar bergeser ke sasana tinju Jenggo Jakarta. Pindah lagi ke Citra NTT, yang berpusat di Surabaya, bersama tokoh tinju Eddy Sagala.
“Saya lama di sasana Citra NTT Surabaya, bersama Bapak Eddy Sagala. Kita latihan dan bertanding. Waktu itu ada teman satu sasana, Mecky Mbatu dan Usman Zakaria. Dari Citra NTT Surabaya, saya masuk Sianjur Mulamula, juga milik Bapak Eddy Sagala.”
Sianjur Mulamula diambil dari nama kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara.
Paul Roger tidak berhenti di situ. Dari Sianjur Mulamula, pergi ke Mirah Silver Bali milik tokoh tinju terkenal Zainal Tayeb. “Saya pindah lagi ke sasana Sarambi Bandung dan pindah lagi ke Batam. Di Jakarta, saya pernah ditangni pelatih Bernard Lahindo.”
Roger lama menetap di Jakarta, sampai akhirnya harus pulang ke tanah kelahirannya melihat mama tersayang sudah pergi untuk selama-lamanya.
Karir tinju Paul Roger tidak panjang. Tetapi, ia masih ingat ketika bertanding melawan nama-nama besar seperti Mohamad Rachman, La Pane Masara, Juharum Silaban.
Salah satu pertandingan internasional Paul Roger terjadi di Studio RCTI bersama mendiang promotor A Seng Herry Sugiarto. Roger menghadapi fighter tangguh asal Filipina, Jun Arlos, September 2003. Baru barjalan dua ronde, referee datang menghentikan pertandingan untuk alasan outclass, alias pertandingan sudah tidak berimbang. Gelar juara kelas terbang mini Indonesia yang disandang Roger otomatis copot.
Tinju era Roger padat pertandingan. Tapi sekarang, kata Roger, tinju pro Indonesia seolah sudah hilang akibat COVID-19 yang berkepanjangan. Pertandingan sangat jarang. “Kita sudah sudah kehabisan petinju. Banyak sasana gulung tikar,” kata Paul Roger Bouway. Nadanya sedih. (Finon Manullang)