Rondeaktual.com
Nama Nurmala Deli (Sumatera Utara) tidak akan terhapus dari kasus keributan final kelas terbang putri PON XVIII/2012 Riau. Seorang pelatih yang petinjunya kalah, marah dan mengambil kursi lipat kemudian membantingnya ke dalam ring. Pertandingan final berhenti hampir satu.
Nurmala Deli, SH, sekarang berumur 34 tahun, memenangkan medali emas kelas terbang PON XVIII Riau pada usia 22 tahun. Nurmala mengalahkan Irene Sasihiang (DKI Jakarta), dalam final yang berlangsung di GOR Tengku Pangeran, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, 17 September 2012.
Kubu Sasihiang menolak kemenangan Nurmala Deli. Seorang pelatih mengambil kursi yang sedang diduduki oleh seorang ibu dekat ring tinju. Kursi lipat warna merah dibanting ke dalam ring, hanya beberapa menit setelah wasit mengangkat tangan Nurmala Deli.
Tidak puas hanya membangting kursi, kubu yang kalah mendatangi tiga tokoh penting yang duduk di meja ofisial ring; Hermanto Ginting (Kalimantan Selatan), Agung Samsul Hadi (Jawa Timur), dan Eddy Sibarani (Sumatera Utara).
Meski sudah melebihi 30 menit dari dead line, protes diteruskan dan tetap diterima, yang disertai uang Rp 5 juta.
Protes tidak menghasilkan apa-apa. Kemenangan Nurmala Deli tak tergoyahkan. Medali emas satu-satunya untuk Sumatera Utara tergantung di leher Nurmala Deli.
“Mereka tidak puas rupanya,” kata Nurmala Deli, beberapa hari yang lalu di pinggir ring pertandingan Pra Popnas Zona I, Hall B, GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. “Padahal kemenangan awak bersih,” Nurmala Deli menambahkan.
Pulang dari PON XVIII/2012 Riau, Nurmala Deli menerima bonus dari Gubernur Sumatera Utara Rp 150 juta dan dari Walikota Medan Rp 25 juta.
PON Riau bukan yang terakhir bagi Nurmala Deli, kelahiran Medan, 10 Oktober 1988. “Saya masih ikut ke Sukabumi (PON XIX/2016 Jabar). Langsung kalah di babak penyisihan melawan Novita Sinadia (DKI Jakarta). Tidak dapat apa-apa. Main langsung gugur. Pensiun, tak main tinju lagi. Sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga dan pelatih,” kata Nurmala Deli, yang sampai sekarang belum mendapat pekerjaan, namun sedang dalam proses untuk bisa masuk perusahaan air.
Untuk olahraga, Nurmala Deli tidak pernah absen. Namanya terdaftar sebagai pelatih PPLP Sumut dan pelatih Pusdiklat Pertina Sumut.
Pusdiklat dipusatkan di Martubung. Setiap hari bahkan menurut Nurmala Deli, 24 jam di Pusdiklat.
“Sebagai pelatih, kita juga harus mengurus anak-anak tinju yang tinggal di asrama, mulai dari yang junior (muda) sampai yang elite (dewasa). Harus pantau. Tak boleh lengah.”
Setiap hari lebih 40 atlet tinju berlatih. Ini menjadi salah satu program besar Pertina Sumut untuk mengejar medali emas PON XXI/2024 Aceh-Sumut. Cabang olahraga tinju akan berlangsung di Medan.
Nurmala Deli mengakui, Pertina Sumut bersama Ketuanya, Sabam Manalu sedang serius mengangat kembali masa emas tinju Sumatera Utara.
“Perhatian Pak Sabam Manalu harus diakui, memang besar,” komentar Nurmala Deli.
TENTANG NURMALA DELI
Nama: Nurmala Deli, SH.
Lahir: Medan, 10 Oktober 1988.
Usia: 34 tahun.
Nama suami: Muhammad Diki Effendy.
Nama anak: Anisyah Effendy, putri umur lima tahun.
Domisili: Jalan Ileng, Marelan, Medan, Sumatera Utara.
Karir tinju:
1. Medali emas Kejurnas Youth Medan 2005.
2. Medali emas kelas terbang Kejurnas Elite Rantauprapat 2006.
3. Medali emas kelas terbang STE Makassar 2011.
4. Medali emas kelas terbang Pra PON Padang 2011 dan terpilih petinju terbaik, dalam final mengalahkan Novita Sinadia (DKI Jakarta).
5. Medali emas kelas terbang PON XVIII/2012 Riau, dalam final mengalahkan Irene Sasihiang (DKI Jakarta).
6. Medali emas Pra PON Batam 2015, dalam final mengalahkan Warni Halawa (Riau).
7. PON XIX/2016 Jabar gagal medali, kalah dari Novita Sinadia (DKI Jakarta), kemudian menggantungkan sarung tinju.