Rahasia Awet Muda Monod Arema Malang Mandi dengan Air Panas

MONOD OK COVER
Petinju legendaris Arek Malang [Arema] Monod. Gambar diambil di kediaman Desa Tunjungtirto, RT 01 RW 08, Singosari, Malang, beberapa waktu lalu. [Foto: Ronde Aktua]

Rondeaktual.com – Penggemar tinju mungkin pernah mendengar nama Monod. Petinju legendaris Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai fighter sejati. Monod menjadi salah satu bintang tinju paling favorit di GOR Pulosari Malang, yang terletak di Jalan Kawi, Malang.

Itu awal tahun 80-an, ketika tinju menjadi olahraga paling favorit di Malang. Sekarang GOR Pulosari sudah tidak ada. Sudah lama rata dengan tanah. Tetapi, meski GOR Pulosari sudah digusur, tetap dikenang karena pernah melahirkan bintang tinju antara antara lain:

  • Thomas Americo, juara OPBF kelas welter yunior dari Gajayana Malang.
  • Juhari, juara OPBF kelas ringan dari Gajayana Malang.
  • Monod, kelas bulu yunior, dari Arema Malang.

Pada tahun 1982, Monod mulai laris-manis di GOR Pulosari Malang. Tiket selalu terjual habis dan sudah pasti menguntungkan promotor. Sebagian dari penggemar tinju adalah orang-orang yang suka taruhan. Mereka tidak pernah ragu untuk menjagokan Monod. Penggemar tidak pernah menempatkan Monod sebagai underdog. Menghadapi siapa pun, Monod selalu favorit di pasar taruhan.

Advertisement

Lawan Monod di GOR Pulosari, antara lain

  • Eddy Gommeis [Garuda Jaya Jakarta], Monod menang KO ronde pertama.
  • Santi Danjadee [Thailand], Monod menang angka 10 ronde.
  • Sandy Nora [Filipina], Monod menang angka 10 ronde.

Monod, 68 tahun, adalah kelahiran Blitar, Jawa Timur. Ia besar di Malang dan bertinju untuk Arema Malang bersama manajer Tjipto Moerti dan pelatih Tan Hwa Swui. Monod dan keluarga menetap di Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Nurhuda Musuh Besar Monod di Dalam Ring

Monod masih terlihat aktif di dunia tinju Tanah Air. Meski jauh dari pertandingan, Monod tetap bugar.

“Saya prihatin melihat tinju Indonesia, sepi pertandingan. Padahal, untuk melahirkan seorang juara harus banyak pertandingan. Sekarang pertandingan sepi, tapi saya tetap di sekitar ring. Saya memberikan latihan kepada anak-anak muda. Drill mereka dan total bisa 12 ronde. Itu yang membuat saya sehat,” kata Monod, pemegang rekor tiga kali juara Indonesia kelas bulu yunior.

Advertisement

“Sehat itu perlu, sebab saya juga masih akti wasit/hakim di Asosiasi Tinju Indonesia,” kata Monod, yang pernah tiga kali bertanding untuk kejuaraan Indonesia kelas bulu yunior melawan “Si Macan Tutul” Nurhuda.

Nurhuda adalah musuh besar Monod di dalam ring. Dari tiga kali bertanding, hasilnya menang-kalah-imbang 1-1-1.

Setelah tiga kali bertanding dan saling mengalahkan, Monod dan Nurhuda menjadi dua sahabat yang sangat dekat. Sampai sekarang.

Advertisement

MONOD VS WONGSO SUSENO 12 AGUSTUS 2025Monod bersama Wongso Suseno.

MONOD VS MURID PAKE INI BAEMonod mengajari murid baru.

Mandi Air Panas di Malam Hari

Kunci awet muda, menurut Monod harus rajin olahraga. “Kalau sudah capek olahraga, pasti dapat tidur enak,” katanya. “Saya kerja berangkat dari rumah pukul sembilan pagi [mengurus empat usaha]. Pulang bisa hampir tengah malam. Di rumah langsung mandi air panas. Sekarang masak air panas mudah, sudah ada gas. Setelah mandi tidur. Nyenyak membuat kita bangun fresh. Kerja semangat. Itu yang saya lakukan. Setiap hari.”

Advertisement

Monod mengurus empat pekerjaan, mulai dari  Balaikota Among Tani Kota Batu, pengawas SPBU di dua lokasi di Malang, dan pelatih tinju non prestasi [member].