Rondeaktual.com – Sejumlah mantan petinju berkumpul di pesta pernikahan putri Ippo Gala di Gedung Karang Taruna Cakung Timur, Jalan Kayu Tinggi, Rt 03 RW 09, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu, 27 September 2025.
Ippo Gala adalah petinju Indonesia satu-satunya yang pernah bertanding melawan Manny Pacquiao di Mandaluyong, Filipina, 27 Juli 1996. Ippo Gala TKO pada ronde kedua dari rencana 10 ronde non gelar. Ketika itu Pacquiao belum menjadi juara dunia.
Ippo Gala-Rustinah menjadi tuan rumah resepsi pernikahan Elyta Gala dengan Miftah Fauzi. Elyta Gala adalah anak kedua pasangan Ippo Gala-Rustinah. Sedangkan Miftah Fauzi adalah anak pertama pasangan Farid Muslimin-Muhifa.
Baca Juga
Advertisement
Mantan petinju yang hadir antara lain
- Syaripudin Lado dan istri. Lado sekarang personalia PP Pertina masa bakti 2025-2029.
- Dace Maidoga. Dace adalah mantan petinju yang mendampingi Ippo Gala bertanding melawan Manny Pacquiao di Mandaluyong.
- Christ Wuritimur dan istri. Christ adalah kidal dan mantan juara Indonesia kelas bulu yunior yang pernah bertanding sampai tiga kali melawan kidal Herry Makawimbang.
- Yanto Dhe Villa dan tunangannya. Yanto adalah mantan petinju Arseto Jakarta, sekarang menjadi wasit/hakim Asosiasi Tinju Indonesia.
- Yopy Benu, mantan juara Indonesia kelas terbang.
- Pice Namang dan istri. Pice adalah pelatih Lembata Boxing Camp Jakarta.
- Zulfikar, mantan petinju Arseto Jakarta.
- Ny. Doni Dongot.
- Jonathan.
Ditemui di tengah sibuk menyambut para undangan, Ippo Gala menjelaskan, ia lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 11 Agustus 1969, bernama Agus Slamet. Ippo Gala adalah nama yang diberikan Rio Tambunan, pendiri sasana tinju Garuda Jaya Jakarta, tahun 1985.
“Tadinya mau dikasih nama Galaxy, nama belakang juara dunia Khaosai Galaxy asal Thailand. Tapi tidak boleh, Pak Rio Tambunan ngasih Ippo Gala. Gala itu artinya besar,” kata Ippo Gala sambil mengawasi para tamu yang ingin foto bersama kedua mempelai.
Baca Juga
Advertisement
Rustinah, Miftah Fauzi, Elyta Gala, dan Ippo Gala [juara Indonesia termuda dan merupakan lawan Manny Paquiao di Mandaluyong].
Ippo Gala sangat menghormati nama itu, yang menjadi nama resminya untuk segala keperluan, sampai sekarang. Bahkan ketiga anaknya mengunakan nama Gala di bagian paling ujung.
Baca Juga
Advertisement
- Briptu Irdo Gala, anak tertua, masuk polisi pada tahun 2017, belum berkeluarga.
- Elyta Gala, anak kedua.
- Radithya Win Gasa Gala, anak ketika, sekarang duduk di bangku SMP. Win Gasa diambil dari nama manajer Garuda Jaya.
Pada era itu, Ellyas Pical sudah menyandang gelar juara IBF kelas bantam yunior, tetapi sudah berpisah dengan Garuda Jaya. Elly memilih jalan sendiri.
Ippo Gala menjelaskan, ketika bertanding melawan Manny Pacquiao, ia sudah lepas dari Garuda Jaya dan bergabung dengan Satria Kinayungan Jakarta, sebuah sasana tinju milik tokoh berkuda yang juga promotor top Herman Sarens Soediro.
“Sampai sekarang saya kagum dengan Manny Pacquiao. Dia bisa menjaga kondisinya dengan sangat baik. Dia seolah tidak pernah tua,” puji Ippo Gala, 56 tahun. Pacquiao 46 tahun. “Dia dulu main kelas terbang [50.8 kilogram] dan sekarang main kelas welter [66.7 kilogram]. Dia naik sampai delepan kelas, sesuatu yang tidak terbayangkan. Vitaminnya bagus. Dia ada uang untuk merawat tubuh,” ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Pacquiao terakhir bertanding 12 ronde imbang tanpa pemenang melawan juara dunia WBC kelas welter Mario Barrios [Amerika Serikat] di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, 19 Juli 2025. Kuat dugaan Pacquiao sengaja ditebang. Kidal Filipino mengatakan, pertandingan itu seharusnya menghasilkan pemenang dan dia orangnya.
“Setua dia, 46 tahun, masih bisa bertanding dua belas ronde, bagi saya itu luar biasa. Waktu kami bertanding di Mandaluyong, dia umurnya baru 17 tahun. Pukulannya cepat keras dan itu saya rasakan. Saya dua kali jatuh dibuatnya dan selesai hanya dalam dua ronde,” kenang Ippo Gala, yang pernah mengalahkan Hasan Lobubun dan Alex Rabadeta. Ippo Gala bermain seri 12 ronde kejuaraan Indonesia melawan Yunus Tiran. Ippo Gala kalah melawan Yani Malhendo [Pirih Surabaya] untuk gelar WBC International kelas bantam yunior 12 ronde di Jakarta.
Ippo Gala salah satu petinju bayaran Indonesia paling banyak bertanding di luar negeri; hampir 15 kali dan kalah. Ia menerima bayaran mulai US$1.000 hingga US$3.500.
Baca Juga
Advertisement
“Waktu tanding dengan Pacquiao, saya dibayar 1.500 dolar AS. Itu bersih. Tiket pesawat, hotel, dan makan [akomodasi] semua ditanggung oleh pihak sana. Kita datang dan mereka jemput. Pas pertandingan, mereka jemput kita dari hotel. Pulang pertandingan, mereka antar kita ke hotel,” kenangnya, kemudian sibuk menyalami para mantan petinju.
Ippo Gala pertama kali menjadi juara Indonesia kelas terbang, setelah menang melalui unanimous decision dua belas ronde melawan juara Amri Sanusi [seorang guru olahraga di Surabaya] dari Pirih Boxing Camp Surabaya, yang berlangsung di GOR Merdeka, Bogor, Jawa Barat, 28 Desember 1986. Ditangani oleh mendiang Anton Sihotang, yang juga promotor Ellyas Pical.
Kemenangan atas Amri Sanusi sangat bersejarah, yang mengantar Ippo Gala sebagai juara Indonesia termuda; 17 tahun 4 bulan dan 17 hari.
Baca Juga
Advertisement
Ippo Gala kehilangan gelar kelas terbang Indonesia setelah kalah angka mutlak melalui pertandingan 12 ronde melawan tenaga muda Akri Surya dari Malang, Jawa Timur, di atas lapangan rumput Stadion Kridosono Yogyakarta, 3 Juni 1989.
Ippo Gala-Akri Surya menjadi kejuaraan terbaik sepanjang sejarah tinju Indonesia, yang ditangani oleh promotor Agus Mulyantono dari Surya Promotion Malang.
Malam itu hujan. Pertandingan disaksikan lebih 5.000 penonton, termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang harus memegang payung agar terhindar dari tetesan air hujan.
Baca Juga
Advertisement
Finon Manullang, dari pinggir pesta pernikahan Elyta Gala dengan Miftah Fauzi di Gedung Karang Taruna, Cakung, Jakarta Timur.