Rondeaktual.com – Laurens Tirajoh, 64 tahun, adalah seorang promotor terlama dan tertua dari Provinsi Sulawesi Utara. Laurens, mantan petinju kelas terbang Arseto Boxing Camp Jakarta, telah memulai karier promotor sejak 1990. Sudah 35 tahun namanya tercatat sebagai promotor di Komisi Tinju Indonesia [KTI].
Laurens Tirajoh yang domisili tidak jauh dari Bandara Internasional Sam Ratulangi, baru saja mengabarkan kepada Rondeaktual.com, bahwa namanya masuk dalam personalia Pertina Pusat periode 2025-2029.
“Kita kemarin ada di Jakarta, bertemu Ibu Hila [Ketua Umum Pertina Pusat Hillary Lasut], bahwa saya menjadi Ketua Bidang Kemitraan dan Marketing. Sekarang tinggal menunggu pelantikan dan saya akan berangkat lagi ke Jakarta,” ujar Laurens Tirajoh.
Baca Juga
Advertisement
Setelah bergabung dengan Pertina, Laurens mengatakan akan memberikan yang terbaik untuk kejayaan tinju amatir dan ia memang terkenal setia membesarkan olahraga tinju. “Kepercayaan yang diberikan Ketua Umum Pertina menjadi penyemangat untuk terus berkarya. Saya siap membesarkan Pertina yang sudah besar dengan cara menggali bibit tinju yang ada di Sulawesi Utara.”
Sepanjang kariernya di pertinjuan Nyiur Melambai, Laurens Tirajoh telah menggelar pertandingan mulai dari kelas lokal [Lisensi C], kemudian Kejuaraan Indonesia [Lisensi B], dan partai internasional [Lisensi A].
Matchmaker terkenal Syaripudin Lado [kiri] dan promotor Laurens Tirajoh.
Baca Juga
Advertisement
Pertandingan Terakhir di GOR Wale ne Tou
Laurens Tirajoh terakhir menggelar pertandingan di GOR Wale ne Tou, Tondano, Sulawesi Utara, Sabtu, 31 Oktober 2015. Perebutan sabuk Bupati Minahasa dan wakil, sabuk Kapolres Minahasa, dan sabuk Dandim 1302 Minahasa. Semua petinju menyuguhkan tontonan menghibur. Penonton puas.
Sampai lonceng terakhir terdengar dan bubar, tidak ada masalah. Tiba-tiba di ujung malam yang tenag, terdengar suara orang berteriak dan mendobrak pagar penginapan. Suara mereka mengambang akibat pengaruh alkohol. Sudah mabuk CT [Cap Tikus] dan sudah pukul 23.45.
CT sehat, kalau diminum tidak berlebihan. CT adalah minuman paling legendaris. Paling memabukkan sekaligus paling favorit di sana. CT ibarat killing punch dalam tinju pro, mematikan sekaligus paling disukai penonton.
Baca Juga
Advertisement
Apa yang terjadi?
“Kita diserang,” lapor Satria Antasena, petinju tinggi besar asal Jember, yang datang ke Tondano sebagai pendamping untuk petinju Hari Hutagalung dan Johan Wahyudi, mewakili sasana Bulungan Jakarta Selatan.
Petinju lain, Tibo Monabesa, Roy Manihuruk, John Ruba, Philipus Rangga, Hari Hutagalung, Johan Wahyudi, manajer tinju Armin Tan, pelatih Kairus Sahel, berjaga-jaga di pintu kamar masing-masing.
Baca Juga
Advertisement
”Orang itu nyerang kita. Banyak sekali di luar,” lapor Johan Wahyudi, yang terluka akibat serangan batu dari luar.
Dalam situasi terkepung, promotor Laurens Tirajoh melakukan komunikasi melalui radio. Tidak lama terdengar suara dar der dor. Polisi melepaskan tembakan ke udara membuat para penyerang kocar-kacir lari terbirit-birit masuk ke dalam perkampungan warga.
Demi keselamatan rombongan tinju, semua sepakat meninggalkan penginapan sebelum waktunya. Mobil polisi mengantar sampai di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi. Itu baru pukul dua dini hari. Semua harus menunggu sampai pagi.
Baca Juga
Advertisement
Sejak peristiwa penyerangan itu, sampai sekarang tinju pro tidak pernah lagi dipertandingkan di sana.