Rondeaktual.com – Hillary Brigita Lasut menjadi harapan baru bagi tinju amatir Tanah Air.
Seperti diketahui, Hillary Lasut, Anggota DPR-RI, secara aklamasi terpilih Ketua Umum Persatuan Tinju Amatir Indonesia [Pertina] untuk masa bakti 2025-2029.
Dalam sambutannya, Hillary Lasut menyampaikan tekad untuk membawa tinju amatir lebih baik.
Advertisement
Sarung Tinju Emas, 8 Tahun Hilang
Tinju amatir, sejak bertahun-tahun, mengenal pertandingan Sarung Tinju Emas [STE]. Selain ajang paling bergengsi, STE telah banyak melahirkan petinju legendaris.
Sayangnya, STE sudah delapan tahun tidak dipertandingkan. STE terakhir berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada tahun 2017, era Ketua Umum Johni Asadoma.
Pada tahun sebelumnya, atau pada era Ketua Umum Reza Ali 2012-2016, STE masih aman-aman saja. Meski Pertina daerah terkesan malas-malasan mengirim petinju terbaiknya, namun dapat diselenggarakan setiap tahun, mulai dari Makassar kemudian ke Rantau Prapat, dan bergeser ke Medan.
Baca Juga
Advertisement
Pada era Ketua Umum Reza Ali, tinju amatir pernah menyelenggarakan pertandingan Piala Wakil Presiden RI, yang dimulai dari Jakarta, diteruskan ke Padang, Lahat, dan Jambi.
Sejak Reza Ali tidak lagi Ketua Umum PP Pertina, sejak saat itu pula Piala Wakil Presiden dihapus. Tidak pernah lagi dipertandingkan.
Di tangan Ketua Umum PP Pertina yang baru, berharap tinju amatir bisa menyelenggarakan pertandingan Kejuaraan Nasional [Kejurnas].
Baca Juga
Advertisement
Kejurnas seharusnya bisa berlangsung disiplin setiap tahun. Namun sejak era COVID-19 yang berkepanjangan, Kejurnas tidak pernh lagi dipertandingkan. Sudah masuk tiga tahun tidak ada Kejurnas.
Pertandingan Kejurnas yang hilang adalah Kejurnas dewasa [elite] putra dan putri dan Kejurnas muda dan remaja [Junior & Youth] putra dan putri.
Pertandingan tinju amatir tertolong dengan adanya penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional [PON} Aceh-Sumatera Utara, yang dipusatkan di Kota Pematangsiantar, pada September 2024. Penyelenggaraan PON 2024 salah satu yang terbaik.
Baca Juga
Advertisement
Piala Presiden, Era Wiem Gommies
Tantangan ke depan yang tidak kalah pentingnya adalah penyelenggaraan Piala Presiden RI. Ini satu-satunya pertandingan tinju amatir internasional di Indonesia. Sudah enam tahun tidak dipertandingkan.
Pada tahun 1976, Pertina pertama kali menggelar pertandingan Piala Presiden di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.
Tuan rumah Indonesia Kuning berhasil merebut Piala Bergilir KONI Pusat sebagai Juara Umum, setelah merebut empat medali emas melalui:
Baca Juga
Advertisement
- Syamsul Anwar, kelas welter ringan.
- Frans van Bronskhorst, kelas welter.
- Wiem Gommies, kelas menengah.
- Benny Maniani, kelas berat ringan.
Tinju amatir era Wiem Gommies dikenal paling banyak pertandingan. Dari tahun ke tahun melahirkan bintang baru.
Sepanjang sejarah Piala Presiden, Pertina menyelenggarakannya setiap dua tahun, kemudian setiap tahun, setiap tiga tahun, setiap empat tahun, dan lama-lama hilang.
Pertina terakhir menyelenggarakan Piala Presiden ke-23 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dari pembukaan 22 Juli hingga final 28 Juli 2019.
Baca Juga
Advertisement
Di sana, setiap pemenang medali emas memperoleh hadiah uang $US 600, medali perak $US 400, medali peringgu $US 200 dan juara umum $US 7.500.
Finon Manullang
Sumber foto: Laren Gommies
Baca Juga
Advertisement
Tinggalkan Komentar..