Raja Kelas Berat Lodewijk Akwan Sebut 5 Pelatih Pelatnas

LODEWIJK AKWAN RONDE AKTUAL

Rondeaktual.com – Kelas berat legendaris Papua Barat, Lodewijk Akwan, 75 tahun, menyebut lima nama pelatih tinju amatir yang hebat, yang pernah menanganinya pada era Pelatnas di masa lalu.

Lodewijk Akwan lahir di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, 4 Januari 1950. Di usia 75, ia masih aktif untuk Pertina Papua Barat dan KONI Papua Barat.

“Dalam pikiran saya, ada lima pelatih tinju yang betul-betul hebat,” kata Lodewijk Akwan, mantan raja kelas berat, pemegang medali emas PON, pemegang medali emas SEA Games. Lodewijk berbicara di Manokwari, saat dihubungi melalui ponselnya.

Advertisement

5 pelatih yang dimaksud Lodewijk Akwan

  • Benny Tandiono, Jawa Timur.
  • Zulkaryono Arifin, Kalimantan Barat.
  • Hengky Nanlohy, Jakarta.
  • Kuntadi Djajalana, Lampung.
  • Daniel Bahari, Bali.

“Hanya lima nama itu [semua telah tiada] yang saya kenal sebagai pelatih hebat di era saya bertinju,” kata Lodewijk, yang di masa bertinjunya menjadi saingat besar bagi raja kelas berat lainnya Firman Pasaribu.

Lodewijk Akwan meneruskan: “Sekarang banyak pelatih muda tapi saya tidak bisa mengenal mereka. Hanya sedikit saja, seperti Marten Surati [Pertina Kota Bekasi]. Marten melatih banyak petinju-petinju muda. Dia maju karena sering berhubungan dengan pelatih asal Korea yang menjadi pelatih Tim PON Jawa Barat.”

Selain Marten Surati, ada beberapa nama dari beberapqa Pertina Provinsi yang berhasil mengantar petinju menjadi juara di arena Pekan Olahraga Nasional.

Advertisement

“Apa yang saya alamai langsung, lima pelatih yang saya sebut tadi adalah pelatih yang betul-betul bisa membaca lawan. Mereka adalah pelatih yang tidak asal duduk di sudut, tapi sudah mempelajari permainan lawan. Saya mengalami ketika kelima pelatih itu mendampingi saya di dalam ring. Diinstruksikan supaya menyerang dengan cara begini dan begitu dan hasilnya saya rasakan.”

“Sekali lagi, kelima pelatih itu adalah yang terbaik di era saya. Di era sekarang, pelatih muda semakin banyak dan bisa dibilang bagus-bagus. Saya senang tapi mereka harus belajar lagi tentang pengalaman. Mereka menguasai iptek tapi pengalaman jauh lebih penting,” katanya.

Lodewijk Akwan mengakui Firman Pasaribu salah satu kelas berat yang sulit dipukul. “Saya kalah melawan Firman Pasaribu dalam final kelas berat PON VIII Jakarta 1973.”

Advertisement

“Waktu saya bertanding dengan Firman Pasaribu, daerah kami masih membawa nama Irian Jaya. Saya sekarang di Papua Barat, selalu memberikan masukan kepada pelatih muda,” katanya.

25 LODEWIJK AKWAN MENANG

LODEWIJK AKWAN HEAVYWEIGHT

Advertisement

Medali Kelas Berat Lodewijk Akwan

  • Medali perak PON VIII/1973 Jakarta, dalam final kalah melawan Firman Pasaribu (DKI Jakarta).
  • Medali perak Kejurnas 1974 Semarang, dalam final kalah melawan Firman Pasaribu.
  • Medali perunggu Piala Presiden RI II/1979 Jakarta.
  • Medali emas Piala ASEAN IV/1979 Kuala Lumpur.
  • Medali emas Pesta Sukan Singapura 1979.
  • Medali emas Piala ASEAN V/1980 Surabaya.
  • Medali emas PON X/1981 JAKARTA, dalam final mengalahkan Krismanto (Sumatera Utara).
  • Medali emas SEA Games XI/1981 Manila, dalam final mengalahkan petinju Thailand, Monchawan.
  • Medali emas King Cup Bangkok 1982.
  • Medali emas Pesta Sukan Singapura 1983, dalam final mengalahkan petinju Pakistan.
  • Medali emas SEA Games XII/1983 Singapura, dalam final mengalahkan petinju Thailand, Anam Inkarnkat.
  • Medali emas PON XI/1985 Jakarta, dalam final mengalahkan Krismanto (Sumatera Utara).
  • Medali perak SEA Games XIII/1985 Bangkok, dalam final kalah melawan petinju tuan rumah Thailand, Samrouy Sukchetan.
  • Medali perunggu Piala Presiden RI VIII/1985 Jakarta.

Setelah Piala Presiden tahun 1985, Lodewijk Akwan memutuskan pensiun dari tinju.

Finon Manullang

Foto: Dok Lodewijk Akwan

Advertisement