Kisah Pac Man dan Yani Malhendo, yang Tak Terlupakan

YANI MALHENDO DI PINGGIR RING TUBAN
Mantan juara tiga kelas kidal Yani Malhendo di pinggir ring tinju Ampro Tuban, Jawa Timur, 5 Oktober 2024. [Foto: Ronde Aktual]

Rondeaktual.com – Manny Pacquiao adalah bintang tinju Filipina. Dia sangat terkenal di Indonesia. Mempunyai hubungan spesial dengan dua petinju Indonesia; southpaw Yani Malhedo [domisili Surabaya] dan Ippo Gala [domisili Jakarta].

Seperti diketahui, dua hari yang lalu di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Sabtu malam, 19 Juli 2025, Pacquiao gagal menjadi juara dunia di usia 46, setelah dinyatakan bertanding imbang melewati 12 ronde melawan juara WBC kelas welter Mario Barrios.

YANI MALHENDO RAME RAME

Pac Man Batal Melawan Yani Malhendo

Kisah southpaw Yani Malhendo dengan kisah Ippo Gala yang mempunyai hubungan spesial dengan southpaw Manny Pacquiao beda.

Advertisement

Pacquiao menghentikan perlawanan Ippo Gala pada ronde kedua. Sedangkan Pacquiao nyaris bertanding melawan kidal asal Pirih Boxing Camp Surabaya, Yani Malhendo. Penimbangan telah selesai. Tidak ada persoalan. Kedua petinju in untuk kelas terbang.

Beberapa jam sebelum tanding, promotor menghubungi manajer Yani, mendiang Eddy Pirih. Orang itu memastikan Pacquiao tidak akan masuk ke dalam ring. Percaya tidak percaya, katanya Pacquiao keracunan. Ada-ada saja.

Eddy Pirih menggugat. Boleh batal tapi ini tinju pro. Harus ada kompensasi. Mau tidak mau, promotor membayar Yani Malhendo hampir 5 ribu dolar AS, dari nilai kontrak sebelumnya 3 ribu dolar. Tidak jadi main tapi untung gede.

Advertisement

“Kejadiannya sudah lama, mungkin lebih 27 tahun silam,” kata Yani Malhendo, dihubungi di Surabaya, Selasa malam, 22 Juli 2025.

“Kami tidak habis pikir, seorang petinju yang sudah menjalani penimbangan dan periksa kesehatan, tiba-tiba dibilang keracunan. Sampai sekarang, saya tidak mengerti apa maksud pembatalan pertandingan. Pac Man takut? Atau sungkan karena saya didampingi pelatih asal Filipina, Bapak Mario Lumacad.” Yani Malhendo hanya bisa menduga-duga.

Meski batal bertanding, Yani mengaku hubunganya dengan sang legenda tinju Filipina itu tetap baik.

Advertisement

“Komunikasi berjalan via medsos,” kata Yani, yang dari lubuk hatinya paling dalam sangat mengagumi Manny Pacquiao, termasuk petinju Filipina lainnya yang sangat legendaris Nonito Donaire.

“Pac Man seorang juara yang hebat. Kaya raya tapi rendah hati,” puji Yani Malhendo. Ia cerita, ke Filipina dengan empat orang dari Surabaya.

  • Yani Mahlendo, petinju.
  • Mendiang Eddy Pirih, manajer.
  • Mendiang Mario Lumacad, pelatih asal Filipina yang dikontrak Pirih Boxing Camp Surabaya.
  • Mendiang Yopi Limahelu, hakim dari Surabaya.

Selama di Filipina, Yani dan rombongan tinggal di sebuah hotel di Manila. “Hotelnya bagus, tidak terlalu jauh dari Istana Malacanang,” kenang Yani Malhendo. Dari hasil tinju pro, ia menghasilkan rumah dan tanah di Jawa Timur.

Advertisement