Rondeaktual.com – Durasi kejuaraan dunia tinju wanita disepakati 10×2, bukan 12×3. Durasi 12×3 hanya berlaku bagi kejuaraan dunia tinju pria.
Ketika Amanda Serrano hendak mempertahankan gelar WBA, WBC, IBF, WBO, IBO, melawan Danila Ramos di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Oktober 2023, Serrano meminta pertandingan berlangsung 12 ronde dan 3 menit.
WBC menentang keras gagasan Serrano dan menolak merekomendasikan pertandingan untuk kejuaraan dunia.
Baca Juga
Advertisement
Serrano melawan. Ia membuang sabuk WBC demi 12×3, yang didukung WBA, IBF, WBO, IBO. Pertandingan Serrano-Ramos berlangsung dalam aturan 12×3, dimenangkan Serrano. Itu menjadi sejarah baru dalam kejuaraan dunia wanita.
Aturan 12×3 juga akan berlaku dalam kejuaraan dunia wanita kelas ringan yunior WBA/IBF/WBO/IBO antara juara Alycia Baumgardner [Amerika Serikat] 16-1, 7 KO melawan Leila Beaudoin [Kanada] 13-1, 2 KO, ditunda menyusul kasus KDRT Gervonta Davis, yang mengharuskannya berhadapan dengan hukum.
WBC Tetap 10×2
WBC tetap berpegang pada kebijakannya yang menetapkan ronde dua menit untuk tinju wanita—konsisten dengan Aturan dan Regulasi Terpadu ABC—dan didukung oleh temuan dari studi klinis komprehensif yang dilakukan oleh para ahli medis.
Baca Juga
Advertisement
WBC sangat mendukung kesetaraan dan kesempatan bagi perempuan, baik di dalam maupun di luar ring. Namun, upaya tersebut tidak boleh membahayakan keselamatan fisik atlet mana pun.
Pernyataan Presiden WBC Mauricio Sulaiman
Dilaporkan Fightnews.com, Presiden WBC Mauricio Sulaimán membahas topik ini dalam opini mingguannya yang diterbitkan di situs WBC. Dia merujuk pada contoh-contoh dari olahraga besar lainnya—seperti tenis putri yang menerapkan best-of-three set di ajang Grand Slam, dan bersepeda yang mengurangi jarak balapan bagi kompetitor wanita—yang perbedaannya dirancang untuk meningkatkan keselamatan, kualitas performa, dan umur panjang atlet.
“WBC adalah organisasi pertama yang menyelenggarakan Kejuaraan Tinju Wanita,” tulis Sulaimán. “Kami telah mendukung tinju wanita melalui banyak inisiatif—tetapi yang paling penting, melalui komitmen kami terhadap keselamatan. Ini bukan tentang kesetaraan, seksisme, atau diskriminasi; ini murni tentang melindungi atlet.”
Baca Juga
Advertisement